Jakarta, FORTUNE – Fast Retailing, perusahaan induk merek pakaian Uniqlo, mempertahankan proyeksi laba setahun penuh. Hal ini dilakukan karena pengiriman produk lebih awal ke Amerika Utara dinilai mampu meredam dampak dari kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan batas waktu per 1 Agustustus untuk penerapan tarif resiprokal. Kebijakan berdampak pada hampir semua mitra dagang AS, kecuali tercapai kesepakatan dalam negosiasi beberapa minggu ke depan.
“Dampak terhadap tahun fiskal 2025 kemungkinan akan terbatas, berapa pun besaran tarifnya,” kata Fast Retailing dalam pernyataan keuangannya, dikutip dari Reuters, Kamis (10/7).
Perusahaan mengatakan telah mengirimkan sebagian besar produknya ke AS lebih awal. Adapun, sebagian besar produk Uniqlo yang dijual di AS diproduksi di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Dalam surat yang dikirim kemarin, Rabu (9/7), Trump mengatakan bahwa Sri Lanka — salah satu eksportir utama pakaian ke AS — akan dikenakan tarif sebesar 30 persen mulai 1 Agustus. Sementara pesaingnya, Vietnam, menghadapi tarif yang lebih rendah sebesar 20 persen. Namun, pengiriman tidak langsung (trans-shipment) dari negara ketiga melalui Vietnam akan dikenakan tarif sebesar 40 persen, ujar Trump pekan lalu.
Fast Retailing melaporkan laba operasional untuk periode tiga bulan hingga 31 Mei naik tipis 1,4 persen menjadi 146,7 miliar yen (sekitar US$1 miliar), lebih rendah dari perkiraan konsensus analis yang disurvei LSEG sebesar 153,8 miliar yen. Perusahaan tetap mempertahankan proyeksi laba operasional tahun penuh sebesar 545 miliar yen.