Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Borobudur, salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia. (Pixabay/Jonathan-Smit)

Jakarta, FORTUNE – Organisasi Pariwisata Dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (UNWTO), menempatkan kawasan Asia-Pasifik sebagai yang terendah dalam hal kedatangan wisatawan. Hingga kuartal III-2021, penurunannya 95 persen dibandingkan 2019. 

Indonesia, salah satu negara di kawasan Asia-Pasifik, ikut menumpukan perekonomian nasional pada sektor pariwisata. Optimisme terus mengembangkan daerah tujuan wisata dan sumber daya manusia, serta pemberdayaan masyarakat masih ada. Kedua hal ini akan menjadi fokus dalam percepatan 5 DPSP (destinasi pariwisata superprioritas) seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan dalam Rapat Koordinasi Nasional, pada Rabu (1/12), bahwa pengembangan ke depan akan dilakukan melalui kerja sama dan kolaborasi yang optimal. 

Program konkret dan anggaran yang disiapkan

Dalam mengembangkan daerah tujuan wisata, Kemenparekraf, kata Sandiaga, akan mewujudkan berbagai program seperti sertifikasi pariwisata berkelanjutan dan revitalisasi sarana di daerah tujuan wisata. Untuk mengembangkan sumber daya manusianya, kementerian akan merealisasikan—di antaranya—sertifikasi kompetensi pariwisata, pendampingan, dan wirausaha mandiri.

Anggaran yang disiapkan mencapai Rp351,6 miliar untuk percepatan pengembangan 5 DPSP tahun depan, atau naik 74,3 persen dari tahun anggaran 2021 yang mencapai Rp201,7 miliar. "Alokasi dukungan anggaran tahun 2022 sudah terpetakan untuk 5 destinasi super prioritas dan ini tentunya akan kita optimalkan," ujarnya.

Geliat pariwisata meningkat, namun pemulihan masih rapuh

Editorial Team

Tonton lebih seru di