Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Salah satu fasilitas tambang Amman Mineral. (dok. Amman Mineral)

Jakarta, FORTUNE – Usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (IPO) di awal Juli 2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terus memperkuat transformasi pertambangan, sebagai lini utama bisnis yang dijalankan.

Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, mengatakan bahwa tambang tembaga dan emas akan dioptimalkan. “Operasional Amman selalu dilaksanakan dengan prinsisp keberlanjutan, di mana kami terus berpatokan pada standar global, terkait manajemen lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Minggu (30/7).

Melalui anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), perusahaan menghasilkan sekitar 8,78 miliar pon tembaga dan 8,7 juta ons emas pada 2020, lewat tambang Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Sementara, perseroan sndiri sudah memasuki fase 8, yang memperpanjang umur tambang hingga 2030.

Selain itu, AMMN juga masih memiliki proyek eksplorasi Elang yang belum dikembangkan, yang merupakan salah satu cadangan tembaga dan tembaga emas terbesar di dunia. “Rencananya proyek tersebut akan mulai berooprasi pada 2031,” ujar Alex.

AMMN mencatatkan data cadangan bijih untuk tambang Batu Hijau dan proyek ekslorasi Elang per 31 Desember 2022, mencapai 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Hal ini juga didasarkan pada Australian Joint Ore Reserves Committee (JORC) Code 2012.

Sedangkan, dari sisi C1 cash cost, AMMN cukup membukan efisiensi dan keselamatan pertambangan yang baik. Hal ini mencakup biaya yang timbul dalam penambangan dan pengolahan–tenaga kerja, listrik, dan material–ditambah biaya umum dan administratif lokal, biaya pengangkutan, serta biaya realisasi dan biaya penjualan.

Persetujuan ekspor

Editorial Team

Tonton lebih seru di