Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Pelabuhan Peti Kemas. (Dok. Bea Cukai)

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah melalui Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyikapi kelangkaan peti kemas serta ketersediaan kapal yang menghambat ekspor komoditas Indonesia. KSP pun mengusulkan beberapa solusi untuk mengatasi kelangkaan ini dalam Rapat Koordinasi Penyelesaian Masalah Ekspor karena Kelangkaan Kontainer dan Ketersediaan Kapal, Selasa (7/9).

“Kami sudah siapkan opsi penyelesaian yang dapat ditempuh oleh pemerintah guna menanggulangi permasalahan kelangkaan kontainer,” ujar Moeldoko pada rapat yang diikuti 11 kementerian/lembaga, 12 asosiasi di bidang ekspor dan logistik, serta 6 perwakilan perusahaan pelayaran ini.

Mengutip pemberitaan ANTARA News, Moeldoko menyampaikan bahwa alternatif solusi yang bisa ditempuh pemerintah, antara lain membatasi ekspor peti kemas kosong (repo container) dan membuat ketentuan membawa peti kemas kosong (empty container) ke dalam negeri bagi industri perkapalan.

Kurangnya ketersediaan kapal

Selain kelangkaan peti kemas, pemerintah juga mensinyalir kurangnya ketersediaan kapal untuk mengangkut komoditas ekspor.

“Kemenhub dan Kementerian BUMN perlu segera menyiapkan perusahaan pelayaran nasional untuk menyewa kapal mother vessel yang bisa mengangkut kontainer ekspor RI ke destinasi utama dengan menggandeng Main Line Operator (MLO),” ucap Moeldoko.

Namun demikian, Ketua Indonesian National Shipowner’s Association (INSA), Carmelita Hartoto, mengimbau pemerintah untuk bisa bernegosiasi dengan MLO soal harga freight. “Karena ini sifatnya business to business,” ujarnya.

Tanggapan para pelaku bisnis ekspor dan logistik

Editorial Team

Tonton lebih seru di