Jakarta, FORTUNE - Vertex Ventures SEA dan India (VVSEAI) menutup penggalangan dana kelolaan ke-5 (Fund V) senilai US$541 juta atau kisaran Rp8,2 triliun. Perolehan ddana ini lebih besar 80 persen daripada realisasi Fund IV pada tahun 2020.
Sejumlah investor lama dan baru ada di belakang Fund V, termasuk lembaga dana kekayaan negara (sovereign wealth fund), lembaga keuangan, korporasi, dan family office di Asia dan Eropa. Ada pula Limited Partner (LP) yang turut serta, yakni Japan Investment Corp., International Finance Corporation (IFC), hingga DEG (Lembaga Keuangan Pembangunan Jerman).
Managing Partner VVSEAI Chua Joo Hock, berpendapat potensi pertumbuhan startup di kawasan Asia Tenggara dan India memiliki ekosistem yang semakin matang. Dalam keterangan resmi dikutip Rabu (13/9), VVSEAI mengungkap bahwa keuntungan cash-on-cash tinggi dari portofolionya turut mendongkrak kesuksesan Fund V, bahkan lebih dari target awal sebesar US$450 juta. Portofolio yang dimaksud adalah Grab, FirstCry, XpressBees, dan Recko.Vertex mengklaim mendapat return luar biasa usai exit dari deretan perusahaan rintisan tersebut.
"Kami berinvestasi di banyak startup tahap awal, dan di beberapa kasus kami menjadi investor institusional pertama startup Asia Tenggara dan India yang kini sukses. Pendekatan kami tidak berubah, yakni berinvestasi selektif dan bijaksana. Kami tak ingin jadi investor pasif, tapi bermitra erat dan mendukung perjalanan founder sejak awal. Pendekatan ini memungkinkan kami mengambil bagian dari kesuksesan unicorn, seperti Grab dan Nium," ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Rabu (13/9).
Partner Vertex Ventures Asia Tenggara dan India, Gary Khoeng, menilai adopsi digital oleh segmen UMKM, terutama di Indonesia tumbuh pesar. Selain itu, transaksi keuangan juga terus bertumbuh melalui perangkat mobile. Hal ini membuka berbaagai peluang inovasi, seperti mobilitas dan teknologi hijau.