Jakarta, FORTUNE - Selama lebih dari empat dekade, Mount Elizabeth Hospital (MEH) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan kesehatan banyak keluarga Indonesia. Bagi para pasiennya yang berasal dari Tanah Air, Mount E, begitu rumah sakit ini biasa disebut, bukan saja fasilitas medis, tapi juga simbol kepercayaan yang telah melintasi berbagai generasi.
Kini, rumah sakit ikonik di Singapura itu tengah menapaki babak baru melalui "Project Renaissance".
Indonesia memiliki posisi penting karena merupakan pasar internasional terbesar IHH Healthcare Singapore (IHH SG), yang menaungi sejumlah rumah sakit di negeri tersebut, termasuk Mount E. Menurut Yong Yih Ming, COO IHH SG sekaligus CEO MEH, Indonesia menyumbang sekitar setengah dari seluruh pasien luar negeri di MEH. Menyadari kepercayaan besar dari jirannya, IHH SG memutuskan melakukan revitalisasi besar-besaran, dan diproyeksikan selesai pada 2026.
"Mount Elizabeth melihat prospek yang berkelanjutan bagi pasien Indonesia yang mencari layanan kesehatan premium. Dengan sejarah dan rekam jejak yang kuat, serta pengenalan merek di kalangan masyarakat Indonesia, Mount Elizabeth berharap kepercayaan ini akan terus berlanjut," ujarnya kepada Fortune Indonesia saat ditemui di sela-sela acara jumpa pers, Selasa (25/11).
Yih Ming menggambarkan proyek peremajaan besar-besaran ini sebagai upaya mengantisipasi kebutuhan pasien pada masa mendatang. Caranya, dengan menghadirkan privasi, kenyamanan, serta dukungan medis canggih sejak kedatangan pertama.
Dia menyatakan hampir seluruh pengalaman pasien beroleh definisi ulang. Koridor publik, misalnya, didesain ulang untuk mengurangi kepadatan, dan menciptakan alur yang lebih tenang dan efisien. Jumlah kamar privat (single-bed rooms) diperbanyak demi menjamin privasi maksimal.
Selain itu, teknologi mutakhir pun disematkan. Mulai dari alat pemindai CT Photon-counting AEOTOM Alpha untuk pencitraan paru-paru dosis ultra-rendah, hingga sistem digital "LizWorld" dan "LizFinder" yang memudahkan navigasi serta administrasi pasien.
Pasar Indonesia
Menurut Yih Ming, Mount E telah melayani pasien dari Indonesia sejak dekade 1980-an. Awalnya, profil pasien didominasi oleh individu yang mampu secara finansial untuk bepergian ke Singapura atau negara lain demi beroleh perawatan. Sebagian besar demografi tersebut masih berlaku hingga saat ini.
"Namun, dalam 5 hingga 10 tahun terakhir, Mount E mengamati adanya kelompok pasien baru: mereka yang memiliki asuransi. Pasien-pasien ini mungkin bekerja untuk perusahaan yang menyediakan asuransi atau tunjangan karyawan yang memungkinkan mereka mencari perawatan di luar Indonesia," ujarnya.
Pasien Indonesia yang datang ke Mount E umumnya mencari konsultasi kompleks dan mampu membiayai prosedur yang kompleks. Kemudian, sisanya datang untuk pemeriksaan seperti scope, health screening, atau beroleh opini kedua dari dokter.
Rumah sakit tersebut kini mengalami peningkatan jumlah pasien dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Solo, Semarang, Bandung, dan bahkan Medan, bukan saja dari Jakarta.
Meski demikian, Mount E tidak memiliki target spesifik untuk pasar Indonesia dalam, setidaknya, 10 tahun ke depan.
"Kami berfokus pada peningkatan kemampuan untuk menangani kondisi yang lebih kompleks menjadi lebih efisien, dan memiliki tim dokter yang bekerja sama untuk merawat pasien," katanya.
