Jakarta, FORTUNE - Xiaomi Corp mencatat tonggak penting dalam ekspansi bisnis kendaraan listrik (EV). Melansir Bloomberg, perusahaan teknologi asal Tiongkok itu melaporkan laba kuartalan pertamanya dari lini EV pada periode Juli–September 2025, dengan perolehan sekitar 700 juta yuan atau sekitar Rp1,6 triliun, berbalik dari kerugian 300 juta yuan pada kuartal sebelumnya.
Capaian tersebut menempatkan Xiaomi dalam kelompok kecil produsen mobil listrik global yang berhasil mencapai profitabilitas, sebuah prestasi yang sangat sulit dicapai bagi pemain EV baru.
Divisi EV, AI, dan inisiatif baru Xiaomi membukukan laba kotor US$98,5 juta, dengan pendapatan menyentuh US$4 miliar. Dari jumlah tersebut, 28,3 miliar yuan (US$3,98 miliar) berasal dari penjualan EV, sementara 0,7 miliar yuan (US$98,5 juta) disumbang bisnis terkait.
Profitabilitas itu menandai perkembangan pesat sejak Xiaomi meluncurkan mobil pertamanya, sedan SU7, pada Maret 2024. Dilansir dari Business Insider, model tersebut langsung mendapat sambutan besar, terjual lebih dari 130.000 unit tahun lalu. Menyusul kesuksesan itu, SUV kompak YU7 yang dirilis Juni 2025 bahkan meraih 240.000 pre-order hanya dalam 24 jam.
Xiaomi sebelumnya menargetkan menjadi salah satu produsen EV global. Perusahaan meningkatkan kapasitas produksi untuk bersaing dengan raksasa seperti Tesla dan BYD. Target pengiriman 350.000 unit EV pada 2025 bahkan sudah tercapai sebulan lebih cepat dari jadwal.
Di tengah peningkatan produksi, perusahaan masih menghadapi tekanan. Harga saham sempat melemah menyusul insiden kecelakaan fatal yang melibatkan SU7, namun penjualan tetap tumbuh. Pada kuartal ketiga 2025, Xiaomi mengirim lebih dari 100.000 EV, melonjak dari sekitar 40.000 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.
