3 Pemicu Investor Asing Berinvestasi di Perbankan Digital

Jakarta, FORTUNE – Perbankan digital menjanjikan daya tarik bagi para investor asing untuk menanamkan modal. Setelah Ribbit Capital pada Bank Jago, para pemegang saham Akulaku pun bersepakat untuk mengendalikan Bank Neo Commerce (BBYB). Selain itu, investor seperti Grab bahkan dikabarkan mengincar bank kecil untuk menjadikannya digital.
Mengutip Antara (11/10), Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira, mengatakan banyak investor menilai prospek perkembangan perbankan digital di Indonesia sangat menjanjikan. “Dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, bank digital diperkirakan membuat persaingan industri perbankan jadi lebih efisien. Jumlah sektor usaha yang dibiayai pinjaman meningkat serta mampu menciptakan ekosistem yang semakin lengkap,” ujarnya.
Menurutnya, dalam beberapa waktu ke depan bisnis bank digital akan dilirik berbagai investor baik dalam maupun luar negeri. Dua tahun belakangan, e-commerce pun tertarik mengakuisisi bank kecil untuk mewujudkan layanan perbankan digital. Kemudian, konglomerasi di dalam negeri juga menyuntik bank digital karena melihat pergeseran peran bank tradisional yang mulai disalip bank digital.
Bhima mengatakan ada tiga hal yang memicu minat para investor asing untuk berinvestasi pada sektor perbankan digital. Berikut ini penjelasannya:
Besarnya unbanked population di Indonesia
Kepada Fortune Indonesia Bhima mengatakan masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank mencapai 95 juta orang, atau sekitar 52% dari total penduduk. Bank digital dapat mengambil segmen unbanked yang berada di lokasi yang tidak terjangkau bank tradisional, sejauh terhubung dengan internet.
“Unbanked ini faktornya beragam, ada yang karena faktor geografis misalnya berada di area terpencil sehingga keberadaan kantor cabang lembaga keuangan sulit diakses, ada juga yang faktor rendahnya penghasilan keluarga, kehilangan pekerjaan sampai kondisi sedang sakit,” ucap Bhima.