Jakarta, FORTUNE - Jagat keuangan internasional dihebohkan dengan skandal yang menimpa Credit Suisse. Pemberi kredit kedua terbesar di Swiss ini dikabarkan melayani puluhan penjahat, pejabat intelijen, diktator, dan klien bermasalah lain yang memiliki kekayaan luar biasa, yang pada ujungnya berisiko merugikan negara asal para nasabahnya tersebut.
Akun yang diidentifikasi bermasalah tersebut mempunya aset lebih dari US$8 miliar. Pemiliknya beragam, dari politisi korup, penjahat, mata-mata, diktator, hingga Raja Yordania yang mengendapkan uang senilai US$223 juta ketika negaranya justru menerima miliaran dolar dana bantuan asing.
Rekam jejak merah mereka bisa ditelusuri di mesin pencarian Google. Namun, akun mereka di Credit Suisse masih berfungsi normal bertahun-tahun. Padahal, selama dua dekade, bank raksasa itu telah berkomitmen akan menindak dana yang bersifat ilegal.
Mereka berasal dari berbagai negara dan memiliki cara masing-masing untuk memperkaya diri sendiri. Kesamaannya satu: para tokoh bermasalah itu menyimpan uang di Credit Suisse. Sebab, Swiss terkenal karena undang-undang kerahasiaan perbankannya.
Temuan itu terungkap dalam laporan Suisse Secrets. Apakah itu? berikut ulasannya.