Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus menjadi shock absorber (peredam goncangan) ekonomi agar daya beli masyarakat dapat terus terjaga.

“Artinya, shock dari luar ini yang mengelola adalah APBN, agar daya beli masyarakat yang belum pulih dapat kita jaga. Tapi, trade off dari menjaga daya beli masyarakat, beban APBN akan melonjak sangat besar dari sisi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM),” kata Menkeu dalam sebuah bincang di salah satu TV Swasta, Selasa (10/5).

Goncangan global yang masih menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia tidak hanya muncul akibat pandemi Covid-19 semata, namun juga situasi geopolitik yang terdampak perang Rusia-Ukraina. Kondisi ini telah meningkatkan harga-harga komoditas, khususnya pangan dan energi.

Selain menjaga daya beli masyarakat, pemerintah juga akan terus memastikan pemulihan ekonomi nasional lewat dorongan pada peningkatan investasi. Hal ini dilakukan melalui dana dari perusahaan maupun kredit perbankan.

Tantangan kenaikan harga energi dunia

Sumber energi bumi. (ShutterStock/PopTika)

Menkeu mengatakan, tantangan yang muncul saat ini adalah menjaga agar masyarakat tidak terdampak oleh kenaikan harga komoditas energi dunia. Untuk itu, stabilitas harga listrik dan BBM yang dikonsumsi masyarakat harus terjaga.

Hal ini menjadi penting, mengingat kenaikan harga energi dapat menekan konsumsi rumah tangga. Padahal, pada kuartal I/2022, sektor rumah tangga masih tumbuh 4,34 persen. “Jadi, agar konsumsi tumbuh di atas 5 persen secara tahunan, daya beli masyarakat harus kita jaga,” kata Menkeu.

Daya beli masyarakat sebenarnya sudah membaik

Editorial Team

Tonton lebih seru di