Jakarta, FORTUNE – Kementerian Keuangan akan melanjutkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai peredam guncangan (shock absorber), di tengah tekanan harga komoditas global, khususnya harga pangan dan energi. Kondisi ini tersebut akan berdampak cukup besar pada harga-harga domestik dan daya beli masyarakat.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa indikator utama yang menunjukkan peranan dan efektifitas APBN salah satunya dari tingkat kemiskinan yang menurun.
“Program PC-PEN yang diimplementasikan oleh pemerintah, yang salah satunya menyasar kesejahteraan penduduk turut berperan dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung perbaikan indikator tingkat kemiskinan,” ujarnya di laman Kemenkeu, Selasa (19/7).
Lebih lanjut, Febrio menegaskan bahwa APBN telah berperan penting sebagai shock absorber dengan kemampuannya meredam kenaikan tekanan harga komoditas global. “Jika tekanan harga komoditas global dibiarkan tertransmisi pada harga-harga domestik, inflasi Indonesia kemungkinan akan setinggi inflasi di banyak negara. Dampaknya adalah kenaikan tingkat kemiskinan penduduk,” katanya.