Jakarta, FORTUNE – Bank Dunia menganggap perekonomian Indonesia akan lebih tahan banting dalam menghadapi sejumlah gejolak eksternal, salah satunya efek dari perang Rusia-Ukraina.
Dalam laporan April 2022 bertajuk Update Ekonomi Asia Timur dan Pasifik: Menerjang Badai, Bank Dunia menyebutkan sejumlah gejolak eksternal bagi negara Asia Timur dan Pasifik saat ini, yaitu: krisis Eropa Timur, pengetatan keuangan di Amerika Serikat (AS) akibat tren inflasi, dan perlambatan struktural di Tiongkok.
“Beberapa negara di kawasan ini masih lebih tangguh dibandingkan lainnya dalam menghadapi guncangan karena memiliki sifat kehati-hatian. Negara pengekspor komoditas, seperti Indonesia dan Malaysia, dapat meredam kenaikan harga internasional dengan lebih mudah daripada negara-negara pengimpor komoditas, seperti Fiji dan Thailand,” begitu bunyi riset Bank Dunia, dikutip Rabu (6/4).
Sejumlah sentimen tersebut akan mempersulit pemulihan dari COVID-19 saat ini, kata Bank Dunia. Lebih dari 50 persen perusahaan di kawasan ini, yang tahun lalu melaporkan tunggakan pembayaran, akan mengalami guncangan baru dari soal pasokan dan permintaan. Dari sisi konsumen rumah tangga, mereka terancam kembali masuk dalam jurang kemiskinan akibat mengalami penurunan pendapatan riil sering kenaikan harga barang dan jasa.