Bank Dunia: Indonesia Kekurangan Lapangan Kerja Kelas Menengah

Jakarta, Fortune – Setahun lalu Presiden Joko Widodo menyatakan ambisinya bahwa Indonesia kelak menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Keyakinan itu dilontarkan setelah Bank Dunia menganggap Indonesia telah naik kelas dari negara berpendapatan menengah menjadi berpenghasilan menengah ke atas.
Pada 2002 – 2018, jumlah kelas menengah naik menjadi 23 persen dari sebelumnya 7 persen. Antara 2009 – 2019, rata-rata 2,4 juta lapangan pekerjaan tercipta. Pada 2019, lebih dari 120 juta pekerja muda dan dewasa tersedia. Kesempatan kerja mencatat rekor tertinggi pada 2019. Pasalnya, 67,5 persen orang muda dan dewasa menjadi angkatan kerja dan tingkat pengangguran berada di titik terendah dalam dua dasawarsa terakhir menjadi 5,2%.
Namun, menurut laporan Bank Dunia berjudul “Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia” 2021, kesempatan kerja bagi kelas menengah di Indonesia masih kurang. Lebih dari separuh penduduk negeri ini masih sebatas berhasrat mendapat status kelas menengah, yakni golongan yang telah keluar dari kemiskinan tapi belum tergolong berpendapatan menengah.
Laporan yang dirangkai oleh ekonom Bank Dunia, Maria Wihardja, dan ekonom kepala Bank Dunia, Wendy Cunningham, menggarisbawahi tiga faktor yang menghambat transisi Indonesia dalam menyediakan lapangan kerja bagi kelas menengah. Pertama, pekerjaan yang merupakan hasil transformasi sosial belum sanggup menciptakan produktivitas yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pekerjaan kelas menengah.