Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel

Jakarta, FORTUNE - Sejumlah bank papan atas telah melaporkan capaian kinerja di semester I-2022, antara lain Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI. Keempat bank tersebut telah membukukan pertumbuhan bisnis yang cemerlang dari sisi aset hingga kredit.

Dari seluruh capaian keempat bank tersebut, Bank Mandiri tercatat menjadi bank dengan aset tertinggi hingga semester I-2022 yakni mencapai Rp1.786 triliun tumbuh 13 persen (yoy), posisi kedua ditempati oleh BRI dengan nilai Rp.1.652,84 triliun tumbuh 6,3 persen (yoy).

Setelah itu, posisi ketiga ditempati oleh BCA dengan total aset Rp1.264,5 triliun atau naik 11,9 persen (yoy), dan terakhir ditempati oleh BNI dengan total aset Rp 946,49 triliun yang tumbuh 8,2 persen (yoy). Namun demikian, siapa penyalur kredit tertinggi hingga paruh tahun 2022?

Kredit Bank Mandiri tertinggi Rp1.138 triliun, NPL 2,47%

Plaza Bank Mandiri/Dok Istimewa

Realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri menjadi tertinggi secara konsolidasi yang menembus Rp1.138 triliun atau tumbuh 12,2 persen (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kredit korporasi menjadi penyumbang terbesar kredit dengan pertumbuhan 10,6 persen (yoy) menjadi Rp409 triliun pada akhir Juni 2022.

"Melihat kinerja yang membaik, kami optimis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu tumbuh di atas 11 persen sampai dengan akhir tahun dengan kualitas aset yang terjaga optimal," kata Darmawan saat konferensi video di Jakarta, (28/7).

Performa kredit Bank Mandiri pun diikuti oleh kualitas aset yang terjaga. Darmawan menjelaskan, Bank Mandiri secara konsisten berhasil menjaga perbaikan lewat monitoring serta manajemen risiko yang ketat. Hasilnya, hingga pertengahan tahun 2022 posisi rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) turun menjadi 2,47 persen.

Kredit BRI capai Rp1.104 triliun, NPL 3,26%

Kantor Pusat Bank BRI. Doc BRI

BRI Group berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.104 triliun atau tumbuh 8,75 persen (yoy). Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan, penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen, segmen konsumer tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi tumbuh 3,76 persen serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71 persen.

“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81 persen dari Rp837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen,” imbuhnya.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen. Level tersebut lebih baik dibandingakan dengan periode yang sama tahun lalu di 3,30 persen.

Kredit BCA capai Rp675,4 triliun, NPL 2,2%

Menara BCA/ Dok BCA

Sementara itu, BCA juga telah menyalurkan kredit senilai Rp675,4 triliun atau mampu tumbuh 13,8 persen (yoy). Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut, hal tersebut didukung oleh kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2 persen, hal ini juga didukung oleh relaksasi restrukturisasi yang semakin melandai.

“Kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat menjelang perayaan Idul Fitri di kuartal II 2022, serta minat kredit konsumer yang terus membaik," kata Jahja.

Jahja mengungkapkan, pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1 persen (yoy) mencapai Rp310,2 triliun di Juni 2022.

Di sisi lain, kredit komersial dan UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua, dengan kenaikan 10,9 persen (yoy) mencapai Rp197,5 triliun. Sementara itu, KPR juga tumbuh 8,5 persen (yoy) menjadi Rp101,6 triliun.

Kredit BNI Rp620 triliun, NPL 3,2%

Menara BNI Pejompongan/ Dokumen BNI

Di sisi lain, penyaluran kredit BNI pada semester I-2022 tercatat Rp620,42 triliun atau tumbuh 8,9 persen (yoy). Nilai tersebut juga dijaga dengan non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2 persen.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Dirinya menyebut, kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI.  Akselerasi penyaluran kredit ini terbukti dari pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 14,7 persen (yoy) menjadi Rp 205,3 triliun.

“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” kata Novita.

Dari sisi kredit konsumer, Novita mengatakan, BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen (yoy) menjadi Rp39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen (yoy) menjadi Rp 51,2 triliun.

“Dengan brand consumer banking BNI yang semakin kuat, BNI mampu meningkatkan daya saing, sambil meluncurkan berbagai inovasi guna meningkatkan daya tarik produk konsumer dalam berkompetisi dengan peers,” pungkas Novita.

Editorial Team