Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi BI-FAST (Dok. YouTube/Bank Indonesia)
Ilustrasi BI-FAST (Dok. YouTube/Bank Indonesia)

Intinya sih...

  • BI-FAST telah menghemat biaya transaksi hingga Rp18 triliun sejak diluncurkan pada akhir 2021.

  • Jumlah transaksi BI-FAST mencapai 4,5 miliar dengan penurunan biaya transaksi dari Rp6.500 menjadi Rp2.500 per transaksi.

  • BI memproyeksikan total transaksi BI-FAST akan naik tiga kali lipat menjadi 13 miliar pada 2030.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNEBank Indonesia (BI) menyatakan implementasi layanan Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST) telah memberikan dampak signifikan bagi efisiensi sistem pembayaran nasional.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, mengatakan penghematan biaya transaksi yang dinikmati nasabah sejak BI-FAST diluncurkan pada akhir 2021 telah mencapai Rp18 triliun.

“Sejak BI-FAST itu berdiri di akhir 2021, itu sudah ada 4,5 miliar transaksi pada posisi sekarang ini,” kata dia saat saat berbicara pada acara Financial Forum 2025 di Jakarta, Rabu (3/12).

Dalam paparannya, Destry menjelaskan BI-FAST dirancang sebagai infrastruktur pembayaran yang beroperasi 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, tanpa jeda.

Kehadiran sistem ini langsung memangkas biaya transaksi yang sebelumnya Rp6.500, menjadi Rp2.500 per transaksi. Penurunan biaya inilah yang menjadi sumber utama penghematan besar bagi masyarakat dan pelaku usaha.

“Kalau kita hitung berapa sebenarnya penghematan yang dilakukan konsumen, itu sudah mencapai Rp18 triliun sepanjang akhir 2021 sampai saat ini,” kata Destry.

BI memproyeksikan penggunaan BI-FAST akan terus melonjak.

Pada 2030, total transaksi diperkirakan naik hampir tiga kali lipat, dari 4,5 miliar menjadi 13 miliar transaksi. Seiring lonjakan tersebut, estimasi manfaat ekonominya juga meningkat dramatis, dengan total penghematan ditaksir bisa menembus Rp52 triliun.

Destry mengatakan efisiensi dari sistem pembayaran seperti BI-FAST bukan hanya memudahkan konsumen, tetapi juga berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi.

 “Itu sebenarnya pro-growth,” ujarnya.

Bank Indonesia melaporkan volume transaksi ritel yang difasilitasi BI-Fast tumbuh 32,34 persen dalam setahun (year-on-year/YoY) menjadi 1,22 miliar transaksi dengan nilai mencapai Rp3,02 kuadriliun pada triwulan III-2025.

BI-Fast menjadi salah satu bagian strategi besar BI menghadapi periode 2026–2030, ketika transaksi digital diprediksi menjadi arus utama perekonomian domestik.

Bank sentral menargetkan transaksi pasar uang Indonesia meningkat drastis hingga Rp81 triliun per hari pada 2030, ditopang pendalaman pasar, pemanfaatan platform digital terpadu, serta integrasi teknologi ke dalam infrastruktur kebijakan BI.

Editorial Team