Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi modal ventura. (Unsplash.com/Markus Winkler)
Ilustrasi modal ventura. (Unsplash.com/Markus Winkler)

Intinya sih...

  • Asosiasi modal ventura ASEAN meluncurkan Maturation Map untuk meningkatkan tata kelola startup di Asia Tenggara.

  • Maturation Map merupakan respons atas kasus fraud dan kesalahan pengelolaan keuangan yang merusak kepercayaan investor.

  • Panduan ini memiliki lima pilar untuk memandu perusahaan rintisan dan investor, termasuk uji tuntas aktif, penggunaan teknologi, dan standar yang lebih tinggi.

Jakarta, FORTUNE - Lima asosiasi modal ventura di Asia Tenggara bekerja sama meluncurkan Maturation Map, sebuah panduan tata kelola regional untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam ekosistem startup.

Inisiatif ini dipimpin oleh Singapore Venture and Private Capital Association (SVCA), dengan kontribusi utama dari Indonesia Venture Capital Association For Startups (Amvesindo), Thai Venture Capital Association (TVCA), Vietnam Private Capital Agency (VPCA), dan Malaysian Venture Capital and Private Equity Association (MVCA).

Kehadiran Maturation Map juga merupakan respons terhadap meningkatnya kasus fraud dan kesalahan pengelolaan keuangan yang merusak kepercayaan investor di kawasan.

Salah satu perwakilan dari Amvesindo, yakni MDI Ventures turut menjadi kontributor (co-author) dalam penyusunan laporan.

VP of Strategy & Sustainability Alvin Evander MDI Venture mengatakan panduan tata kelola ini merupakan respons berbagai skandal tata kelola yang melibatkan startup Indonesia.

"Meskipun kasus-kasus ini hanya mewakili minoritas ekosistem, dampaknya telah mengguncang kepercayaan terhadap ekosistem startup regional," ujar dia melalui keterangan resmi, Senin (5/5).

Pilar tata kelola

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor teknologi global mengalami kegagalan tata kelola yang mencolok, termasuk kasus salah urus keuangan dan penipuan. Asia Tenggara juga tidak luput dari kasus ini, dengan munculnya kasus di Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Insiden ini pun menggarisbawahi kebutuhan penting akan kerangka tata kelola yang kuat, khususnya di pasar swasta yang pengawasan regulasinya tidak terlalu ketat.

Adanya panduan ini diharapkan dapat meminimalisir kasus fraud di industri start up. Adapun, dalam Maturation Map terdapat rekomendasi praktis yang ditujukan bagi pendiri startup, investor, konsultan, dan regulator. Rekomendasi tersebut disusun bertahap sesuai kematangan perusahaan, mulai dari startup awal hingga yang bersiap IPO.

Dikutip dari Techsauce,(5/5), Maturation Map memiliki lima pilar yang dirancang untuk memandu perusahaan rintisan dan investor:

  1. Uji Tuntas Aktif: Melampaui pemeriksaan satu kali untuk membangun akuntabilitas yang berkelanjutan

  2. Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan alat seperti API dan AI untuk pengawasan waktu nyata

  3. Ekosistem Penasihat: Memperkuat kualitas dan integritas mitra eksternal

  4. Standar yang Lebih Tinggi: Mempromosikan praktik terbaik dalam perilaku dewan, pelaporan, dan transparansi

  5. Pola Pikir Penegakan Hukum: Mendorong tindakan kolektif terhadap pelanggaran hukum

Dalam Maturation Map juga menekankan bahwa perusahaan start up bukan hanya melaporkan dokumen statis, tetapi harus mencakup rencana yang sudah berjalan serta kegiatan lanjutannya, yakni lokakarya investor dan pendiri, program pelatihan direktur dewan, serta playbook sumber terbuka untuk membuat standar mudah diakses.

Ng Sai Kit, Ketua MVCA berharap dengan kehadiran Maturation Map dapat menanamkan praktik tata Kelola yang baik di seluruh perusahaan start up, terutama Asia Tenggara.

"Tata kelola yang baik tidak boleh berhenti setelah uji tuntas. Tata kelola yang baik harus menjadi bagian dari cara perusahaan beroperasi dan berkembang," ujar dia.

Editorial Team

EditorEkarina .