NTT, FORTUNE – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus mendorong porsi pembiayaan ke sektor-sektor yang mendukung prinsip keberlanjutan.
Saat ini, pembiayaan hijau atau green financing, BCA telah mencapai 25 persen dari total portofolio kredit yang disalurkan, dengan nilai sekitar Rp200 triliun dari total kredit outstanding sekitar Rp850 triliun.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung perusahaan yang bergerak dalam bidang pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), seperti energi geotermal, angin, dan air.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menyatakan langkah tersebut sejalan dengan upaya memperluas cakupan sektor berkelanjutan di Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa pengembangan sektor industri berbasis energi terbarukan tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga membantu menggerakkan perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja baru dan kemunculan pelaku usaha dalam ekosistem EBT.
Selain energi terbarukan, BCA juga memberikan perhatian khusus pada sektor kelapa sawit. Namun, perseroan menerapkan persyaratan ketat dalam penyaluran kredit ke industri ini.
Menurutnya, industri sawit memiliki peran penting sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional, tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai bahan baku biodiesel.
“Kami sangat selektif dalam menyalurkan pembiayaan, hanya untuk perusahaan sawit yang telah memiliki sertifikasi RSPO dan ISPO. Kedua persyaratan tersebut menjadi hal wajib bagi perusahaan yang ingin mendapatkan pembiayaan dari kami,” ujar Hera saat ditemui di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (16/10).