Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Gambar Bank Indonesia diambil dari https://pin.it/7FQeXGlk9
Gambar Bank Indonesia diambil dari https://pin.it/7FQeXGlk9

Intinya sih...

  • BI diprediksi pertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur Periode Oktober 2025.

  • Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan independensi Bank Indonesia.

  • Nilai tukar mata uang Rupiah melemah 3,05 persen (YtD) dan cadangan devisa Indonesia turun sebesar US$1,97 miliar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Periode Oktober 2025. Hal ini terungkap dalam rangkuman Analisis Makroekonom terbaru milik Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB Universitas Indonesia (LPEM UI). Langkah ini menurut LPEM UI perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

“Menahan suku bunga acuannya, ketimbang melanjutkan tren pemotongan suku bunga Bank Indonesia, tidak hanya menahan tekanan pada Rupiah, tetapi juga melunakkan persepsi tergerusnya independensi Bank Indonesia,” kata Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/10).

Investor khawatir independensi BI melemah

Payment ID akan diluncurkan BI pada 17 Agustus 2025 (Dok. Bank Indonesia)

Riefky bahkan menyebut, peluncuran program burden sharing hingga pemotongan drastis suku bunga fasilitas deposito Bank Indonesia sebesar 100 bps sejak Juli 2025 menimbulkan sinyal kekhawatiran investor akan terjadinya dominansi fiskal dan melemahnya independensi Bank Indonesia.

Kondisi ini diperparah dengan munculnya program Kementerian Keuangan untuk menempatkan dana di Bank Himbara sebesar Rp200 triliun atau sekitar 1 persen dari PDB nominal Indonesia. Berbagai kondisi ini semakin membuat gelisahnya investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

“Kombinasi dari berbagai langkah kebijakan belakangan ini membuat kabur batas antara kebijakan fiskal dan moneter serta otoritas pengampunya,” kata Riefky. 

Sementara itu, dari sisi nilai tukar mata uang Rupiah Per 17 Oktober 2025 tercatat mencapai Rp16.577/US$, bahkan nilai ini melemah 3,05 persen (YtD) dan dinilai memiliki performa terburuk dibandingkan mata utang negara berkembang lainnya

“Pelemahan Rupiah yang terjadi secara substansial cenderung tidak mengherankan seiring turunnya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia saat ini,” katanya.

Tekanan pelemahan nilai tukar Rupiah memaksa Bank Indonesia untuk melakukan langka stabilisasi. Hasilnya, cadangan devisa Indonesia turun sebesar US$1,97 miliar dari US$150,7 miliar menjadi US$148,7 miliar. Meski demikian, posisi cadangan devisa saat ini setara dengan 6,2 bulan impor.

Editorial Team