Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
kantor bank indonesia
Bank Indonesia (setkab.go.id)

Intinya sih...

  • BI-rate turun tiga kali hingga Juli 2025, mendorong penyaluran kredit

  • Bank Harap Dapat Pacu Kredit dengan penurunan bunga kredit

  • BCA & Bank Mandiri pertimbangkan penurunan bunga kredit, menyesuaikan strategi bisnis dan kondisi likuiditas internal

Jakarta, FORTUNE – Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-rate telah turun sebanyak tiga kali selama Januari-Juli 2025. Tercatat, bank sentral telah menurunkan BI-rate sebesar 25 basis poin (bps) pada periode Januari, Mei hingga Juli 2025.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), Lani Darmawan memandang baik kebijakan BI. Ia menilai kondisi tersebut dapat menurunkan beban atau cost of fund bank sehingga meringankan bank dalam penyaluran kredit. “Ini tergantung dari apakah likuiditas di market bisa lebih longgar. Jika cost of fund bisa turun, maka bunga kredit bisa turun,” kata Lani ketika dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (17/7).

BCA & Bank Mandiri masih pertimbangkan untuk penurunan bunga kredit

Ilustrasi laporan kredit (freepik.com)

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap kebijakan ini dapat menstimulasi permintaan kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

“Pada prinsipnya, BCA akan sejalan dengan kebijakan suku bunga acuan BI. Dalam menentukan kebijakan suku bunga, BCA senantiasa mencermati perkembangan suku bunga acuan ke depan, parameter makroekonomi lainnya,” kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

Hera mengklaim suku bunga BCA salah satu yang kompetitif di industri. Menurutnya, suku bunga kredit BCA relatif tidak mengalami kenaikan, terutama di segmen SME dan ritel, khususnya pada periode bank sentral menaikkan suku bunga beberapa waktu lalu. 

Hingga Maret 2025, kredit yang disalurkan BCA tercatat juga masih tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp941 triliun atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan industri.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri), M. Ashidiq Iswara memandang kebijakan ini sebagai langkah yang akomodatif di tengah kondisi inflasi yang tetap terkendali serta stabilitas nilai tukar yang terjaga. “Kebijakan ini menjadi sinyal kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung,” kata Ashidiq.

Di sisi lain, terkait penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan, lanjut Ashidiq, pihaknya masih akan melakukan pemantauan secara terukur, dengan mempertimbangkan strategi bisnis, kondisi likuiditas internal, serta dinamika pasar.

Seperti diketahui, Bank Mandiri pada kuartal I 2025 mencapai 16,5% secara tahunan (yoy), dengan total penyaluran kredit mencapai Rp 1.672 triliun.

Editorial Team