Ilustrasi laporan kredit (freepik.com)
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berharap kebijakan ini dapat menstimulasi permintaan kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Pada prinsipnya, BCA akan sejalan dengan kebijakan suku bunga acuan BI. Dalam menentukan kebijakan suku bunga, BCA senantiasa mencermati perkembangan suku bunga acuan ke depan, parameter makroekonomi lainnya,” kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Hera mengklaim suku bunga BCA salah satu yang kompetitif di industri. Menurutnya, suku bunga kredit BCA relatif tidak mengalami kenaikan, terutama di segmen SME dan ritel, khususnya pada periode bank sentral menaikkan suku bunga beberapa waktu lalu.
Hingga Maret 2025, kredit yang disalurkan BCA tercatat juga masih tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp941 triliun atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan industri.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri), M. Ashidiq Iswara memandang kebijakan ini sebagai langkah yang akomodatif di tengah kondisi inflasi yang tetap terkendali serta stabilitas nilai tukar yang terjaga. “Kebijakan ini menjadi sinyal kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung,” kata Ashidiq.
Di sisi lain, terkait penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan, lanjut Ashidiq, pihaknya masih akan melakukan pemantauan secara terukur, dengan mempertimbangkan strategi bisnis, kondisi likuiditas internal, serta dinamika pasar.
Seperti diketahui, Bank Mandiri pada kuartal I 2025 mencapai 16,5% secara tahunan (yoy), dengan total penyaluran kredit mencapai Rp 1.672 triliun.