Jakarta, FORTUNE - Di tengah guncangan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, Lisa McGeough justru menemukan ruang untuk bertumbuh. Kepala Perbankan HSBC untuk wilayah Amerika Serikat ini tidak melihat krisis sebagai akhir, melainkan sebagai awal dari transformasi.
Berbicara dalam Most Powerful Women International Summit di Riyadh, Selasa (20/5), McGeough membagikan pengalamannya selama lebih dari tiga dekade di industri keuangan—sebuah perjalanan panjang yang membawanya melewati delapan krisis finansial besar, mulai dari perang dagang hingga Brexit.
“Jangan sia-siakan krisis yang baik,” kata McGeough kepada Diane Brady dari Fortune. “Peran kepemimpinan favorit saya adalah saat saya memimpin di tengah perubahan besar dan volatilitas pasar," katanya, menambahkan.
Dengan latar belakang di Wells Fargo dan Morgan Stanley, McGeough telah lama terbiasa menghadapi ketidakpastian. Ia mengaku bahwa pendekatannya dalam menghadapi gejolak pasar adalah dengan tetap fokus pada hal-hal yang bisa ia kendalikan, bukan larut dalam kegaduhan.
Di hadapan audiens internasional, McGeough juga menyoroti prospek Timur Tengah—wilayah yang menurutnya penuh potensi, tetapi juga sarat tantangan.
“Ya, ada ketidakstabilan politik di sekitar dan di dalam kawasan. Tapi kalau saya menoleh ke belakang, dalam 35 tahun karier saya, saya rasa hampir selalu ada ketidakstabilan politik di suatu belahan dunia,” ujarnya.
Optimisme McGeough tak lepas dari perkembangan baru antara Arab Saudi dan Amerika Serikat. Awal bulan ini, Riyadh mengumumkan komitmen investasi sebesar US$600 miliar ke AS di berbagai sektor seperti teknologi, energi, dan kesehatan. Sebagai bagian dari kesepakatan, AS akan menyediakan perlengkapan pertahanan senilai $142 miliar untuk negara Teluk tersebut.
Angka itu, yang setara sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Arab Saudi, diprediksi membawa dampak besar bagi ekonomi Amerika—dan tentu saja, bagi HSBC.
“Kami (HSBC) melayani 90 persen perusahaan Fortune 100 di AS, dan kami mendampingi mereka dari tahap inovasi hingga menjadi perusahaan multinasional global—mereka juga sedang berinvestasi di Saudi,” kata McGeough.