Jakarta, FORTUNE – Kabar baik tak henti-hentinya datang dari sisi neraca perdagangan (ekspor-impor) Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia kembali membukukan surplus neraca dagang karena nilai ekspor yang menyentuh rekor.
Pada November 2021, surplus perdagangan mencapai US$3,51 miliar. Meski sedikit melambat capaian US$5,74 miliar pada bulan sebelumnya, namun tren surplus ini telah terjadi dalam 19 bulan terakhir.
“Surplus di November ini terbesar berasal dari komoditas bahan bakar mineral, diikuti lemak dan minyak hewan nabati, dan besi dan baja. Jadi (ketiga komoditas) ini penyumbang surplus,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam telekonferensi, Rabu (15/12).
Amerika Serikat merupakan negara yang menjadi penyumbang surplus terbesar Indonesia dengan US$1,80 miliar. Setelahnya, diikuti Filipina (US$801,8 juta), dan Malaysia (US$687,8 juta).
Bila ditilik secara jangka panjang, pada Januari-November tahun ini surplus perdagangan Indonesia mencapai US$34,32 miliar, atau naik 75,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada periode sama 2019, neraca perdagangan Indonesia justru defisit US$0,08 miliar.