Jakarta, FORTUNE – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indikator nilai tukar petani (NTP) Indonesia terus membaik hingga akhir 2021. Petani perkebunan lagi-lagi memperoleh NTP tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
Dalam konferensi pers pada Senin (3/1), Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan NTP pada Desember 2021 mencapai 108,34, atau naik 1,08 persen dibandingkan 107,18 pada bulan sebelumnya. Angka NTP bulan lalu juga lebih tinggi dari 103,25 pada Desember 2020.
NTP merupakan indikator yang mengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai NTP di atas 100 mengindikasikan petani memiliki pendapatan lebih besar ketimbang pengeluarannya. Sebaliknya, posisi NTP di bawah 100 mengindikasikan adanya kesulitan lantaran pendapatan yang lebih kecil dari pengeluaran.
Berdasarkan data BPS, pada Desember 2021 indeks harga yang diterima petani mencapai 118,23. Sedangkan, indeks harga yang dibayar petani 109,12.
“Penyebab indeks harga yang diterima petani meningkat kalau dilihat dari komoditasnya adalah adalah karena meningkatnya harga gabah, cabai rawit, kelapa sawit, dan jagung. Sementara indeks yang dibayar petani juga meningkat itu disebabkan karena meningkatnya harga cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, dan beras,” ujarnya.