Kantor Pusat Bank BRI. Doc BRI
Bank dengan kemampuan khusus kredit UMKM ini tercatat telah menyalurkan kredit senilai Rp1.104 triliun atau tumbuh 8,75 persen (yoy) di semester I-2022.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) (gross) BRI secara konsolidasian di level 3,26 persen. Level tersebut turun bila dibandingkan dengan semester I-2021 di level 3,3 persen.
Direktur Utama BRI menyatakan, strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
“Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi”, ungkap Sunarso saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (27/7).
Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen di akhir kuartal II 2022. Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59 persen.