Jakarta, FORTUNE – DBS Group Research menaksir perekonomian Indonesia pada 2023 akan kembali melanjutkan pemulihan. Perusahaan jasa keungan itu memperkirakan produk domestik bruto (PDB) tahun ini akan stabil pada kisaran 5 persen, atau kembali ke rata-rata sebelum pandemi pada 2015 sampai 2019.
Menurut Senior Economist DBS Group Research, Radhika Rao, pemerintah telah memberlakukan sejumlah strategi yang berdampak terhadap momentum pertumbuhan jangka pendek, seperti penanganan pandemi yang efisien, pelaksanaan vaksinasi massal, dan paket stimulus untuk mendukung perekonomian,
“Selagi Indonesia keluar dari pandemi, kondisi menguntungkan dari harga komoditas yang sedang berada di titik tertinggi,” katanya dalam keterangan pers, dikutip Rabu (22/2).
Perekonomian Indonesia tahun lalu tumbuh 5,3 persen, dan dianggap laju tercepat dalam sembilan tahun.
Semua pendorong pertumbuhan ekonomi telah kembali ke tingkat pra-pandemi, dengan produk domestik bruto (PDB) tahunan yang telah disesuaikan secara musiman naik 7 persen, konsumsi 4 persen, dan ekspor mencatat kenaikan terbesar, yaitu 30 persen, jika dibandingkan dengan akhir 2019.
Pada indikator lain, setelah kinerja yang kurang menggembirakan selama 2020-2021, arus investasi domestik dan asing meningkat tajam pada 2022. Total investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) tahun lalu tumbuh 47 persen dalam setahun menjadi US$45,6 mliar atau lebih dari Rp694 triliun.
Investasi tersebut terutama bertopang pada sektor logam dasar dan pertambangan. Dari sisi negara pemberi investasi, Singapura, Tiongkok, dan Hong Kong menjadi investor utama.
“Dengan dorongan ini, target 2022 keseluruhan untuk total investasi tercapai Rp1.207,2 triliun. Sedangkan, untuk proyeksi 2023 ditetapkan sebesar Rp1.400 triliun,” kata Radhika.