Jakarta, FORTUNE - DBS Group Research merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen pada 2025, dari estimasi sebelumnya per Maret 2025, yakni 5,1 persen.
Senior Economist DBS Group Research, Radhika Rao mengatakan, perubahan proyeksi itu dilandasi oleh kombinasi antara kondisi ekonomi domestik dan global. "Yang sekarang menghadapi risiko penurunan sederhana," katanya dalam riset kepada Fortune Indonesia, Selasa (6/5).
Dari sisi domestik, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) Indonesia pada kuartal I 2025 melambat dari 5 persen (kuartal IV 2024) menjadi 4,85 persen saja. Radhika mencatat, itu merupakan koreksi kuartalan terkuat sejak kuartal I 2020.
Jika ditinjau berdasarkan komponen, terjadi moderasi pada permintaan domestik, konsumsi, dan pertumbuhan investasi. Khusus untuk konsumsi, faktor pemilihan umum pada kuartal I 2024 turut berpengaruh terhadap penurunan pada awal 2025.
"Sementara belanja pralebaran mendukung konsumsi, terjadi penurunan konsumsi pemerintah sebesar 1,2 persen," tulis Radhika, sambil menyoroti kenaikan konsumsi pemerintah sebesar 20 persen (YoY) pada kuartal I 2024 karena adanya pemilu.
Ke depannya, DBS Group Research memperkirakan kondisi penuh kehati-hatian masih akan menyelimuti ekonomi domestik. Penyebabnya adalah perkembangan kabar mengenai kebijakan tarif Amerika Serikat setelah negosiasi, serta dampak lanjutan terhadap wilayah Asia Tenggara.
Selama 3 bulan pertama 2025, DBS Group Research mencatat, Bank Indonesia lebih memprioritaskan stabilitas pasar keuangan dibandingkan tujuan lainnya. Keputusan itu dilandasi oleh inflasi yang dinilai masih kondusif.
Bagaimana dengan proyeksi langkah BI ke depan terkait kebijakan suku bunga? "BI tampak lebih memilih bersikap oportunistik dalam memilih waktu pemotongan suku bunga," kata Radhika.