Jakarta, FORTUNE – PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengantongi laba bersih Rp2,9 triliun di sepanjang sembilan bulan pertama 2025, tumbuh 3,5 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank menjelaskan keutungan perseroan salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit, yang tetap tumbuh di tengah kondisi dinamika ekonomi global dan domestik yang semakin dinamis.
"Kinerja positif Permata Bank sepanjang sembilan bulan ini menjadi landasan penting bagi perjalanan kami menuju fase pertumbuhan selanjutnya. Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (29/10).
Permata Bank mencatatkan penyaluran kredit tumbuh 5,4 persen secara tahunan menjadi p158,9 triliun. Di segmen korporasi, kredit yang disalurkan mencapai Rp93,9 triliun atau naik 8,2 persen (Yoy). Sementara itu segmen komersial tumbuh 10,4 persen menjadi Rp20,9 triliun.
Sejalan dengan itu, kualitas kredit tejaga dengan NPL gross dan Loan at Risk (LAR) masing-masing pada level 2,1 persen dan 7,0 persen, dibandingkan dengan 2,1 persen dan 8,0 persen pada periode yang sama tahun lalu.
"Bank juga secara konsitn melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah," ujar Meliza.
Sementara itu, NPL Coverage dan LAR Coverage Ratios yang memadai untuk menjamin kebutuhan cadangan atas potensi penurunan kredit secara konservatif, masing -masing di level 351 persen dan 107 persen.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat 6,9 persen YoY menjadi Rp195,9 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 17,3 persen diikuti rasio CASA Bank yang tercatat naik menjadi 60,5 persen, dibandingkan 55,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, struktur likuiditas Permata Bank yang tercermin dari Liquidity Coverage Ratio (LCR) rata -rata pada level 292,9 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) pada level 132,9 persen di akhir September.
Permata Bank masih mempertahankan posisinya di KBMI III dengan total aset sebesar Rp269,3 triliun atau tumbuh 5,7 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu.
