Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Purbaya Yudhi Sadewa saat di lantik menjadi Menteri Keuangan (instagram.com/@presidenrepublikindonesia)
Purbaya Yudhi Sadewa saat di lantik menjadi Menteri Keuangan (instagram.com/@presidenrepublikindonesia)

Intinya sih...

  • Keputusan Menkeu mengucurkan Rp200 triliun dari BI ke perbankan menciptakan domino efek positif bagi perekonomian.

  • Kebijakan ini memperbesar likuiditas perbankan, meningkatkan pembiayaan untuk sektor produktif dan prioritas nasional, serta mendorong penyaluran kredit ke dunia usaha.

  • Penguatan likuiditas perbankan perlu ditopang kebijakan moneter dan belanja pemerintah dengan nilai pengganda tinggi untuk pertumbuhan ekonomi yang optimal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Langkah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengucurkan dana segar sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke perbankan diperkirakan menciptakan domino efek positif bagi perekonomian.

Chief Economist Perbanas, Dzulfian Syafrian, menilai kebijakan ini akan memperbesar likuiditas perbankan sehingga ruang penyaluran kredit semakin luas, terutama ke sektor riil.

"Dengan likuiditas yang lebih longgar, perbankan dapat meningkatkan pembiayaan, khususnya untuk sektor-sektor produktif dan prioritas nasional," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (12/9)

Dalam analisanya, likuiditas yang kian longgar berpotensi menurunkan cost of fund perbankan, membuat bunga kredit lebih kompetitif, sehingga mendorong penyaluran kredit ke dunia usaha.

Akses pembiayaan yang lebih luas dan murah juga diyakini mampu memperkuat investasi dan menggerakkan sektor swasta. Dampak lanjutannya, berpotensi menciptakan lapangan kerja, peningkatan konsumsi, dan perbaikan daya beli masyarakat.

Kendati demikian, Dzulfian menekankan bahwa penguatan likuiditas perbankan saja belum cukup. Kebijakan ini perlu ditopang kebijakan moneter dan belanja pemerintah yang memiliki nilai pengganda tinggi, seperti belanja program padat karya, peningkatan kualitas SDM khususnya pendidikan dan kesehatan, hingga infrastruktur.

Dengan begitu, stimulus fiskal dapat memberikan dorongan langsung ke permintaan domestik, yang kemudian memperbesar kebutuhan pembiayaan dari perbankan.

"Mesin pertumbuhan ekonomi akan berjalan lebih optimal jika sektor negara melalui belanja pemerintah dan sektor swasta melalui penyaluran kredit investasi dan konsumsi bergerak beriringan," tekan dia.

Dana segar Rp200 triliun yang akan dikucurkan amenkei merupakan bagian dari total Rp430 triliun simpanan pemerintah di BI. Keputusan ini telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto, dan menjadi salah satu kebijakan awal sejak ia resmi menggantikan Sri Mulyani sebagai Menkeu setelah reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025).

Editorial Team

EditorEkarina .