Jakarta, FORTUNE - Deutsche Bank berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.500 karyawannya untuk efisiensi. Kebijakan ini diumumkan, bersamaan dengan rilis kinerja laba perusahaan yang anjlok 30 persen di kuartal keempat 2024 serta rencana perusahaan memangkas biaya sebesar €2,5 miliar (US$2,7 miliar atau sekitar Rp42,5 triliun) pada 2025.
Dilansir dari Reuters, ini merupakan pertama kali perusahaan mengumumkan kebijakan PHK dengan jumlah pemangkasan sekitar 4 persen dari total tenaga kerja global perusahan yang berjumlah 90.000 orang. Karyawan yang terdampak ialah mereka yang bekerja di bagian back office.
Di sisi lain, perseroan juga akan memenuhi janjinya untuk meningkatkan profitabilitas dan mengembalikan lebih banyak uang kepada pemegang saham. Perusahaan disebut akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dan membayar dividen kepada investor sejumlah €1,6 miliar (US$1,7 miliar) atau sekitar Rp27,2 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Deutsche Bank menaikkan perkiraan pertumbuhan pendapatannya, dan membuat sahamnya naik 4 persen pada awal perdagangan di bursa Jerman. Pengumuman target pendapatan ini merupakan titik balik yang signifikan bagi perusahaan.
Unit ritel Deutsche Bank mengambil alih posisi bank investasi sebagai penggerak pendapatan utama pada 2023, membalikkan posisi terdepan Deutsche Bank selama tiga tahun terakhir karena divisi ritel mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi dan gagalnya transaksi global.
Para analis memperkirakan operasi ritel akan terus meningkat dibandingkan dengan bank investasi pada tahun ini dan tahun depan, bahkan ketika bank sentral bersiap menurunkan suku bunga alih-alih meningkatkan pendapatan bank.
Namun, Deutsche tetap optimis, menaikkan target tingkat pertumbuhan pendapatan tahunan menjadi antara 5,5 dan 6,5 persen, meningkat dari perkiraan sebelumnya 3,5 menjadi 4,5 persen. Hal ini merepresentasikan pendapatan tahunan sekitar €32 miliar pada 2025.
CEO Deutsche Christian Sewing mengatakan memiliki "keyakinan kuat" bahwa bank tersebut dapat memenuhi targetnya pada tahun 2025, tetapi dia siap menghadapi "pergerakan ekonomi yang terus bergejolak".
Perusahaan mencatat laba sebelum pajak sebesar €5,7 miliar sepanjang 2023, tumbuh 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan tumbuh sebesar 6 persen menjadi €28,9 miliar.