FINANCE

Nilai Mobil Listrik Kemahalan, Luhut Siapkan Insentif

Mahalnya harga kendaraan listrik dinilai jadi penghambat.

Nilai Mobil Listrik Kemahalan, Luhut Siapkan InsentifDok. Istimewa
by
17 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai harga kendaraan listrik—terutama mobil—saat ini masih terlalu mahal untuk pasar Indonesia. Demi mengurangi hambatan dalam kepemilikannya, pemerintah berencana menyediakan insentif untuk pembelian kendaraan listrik.

“Karena kalau tidak, seperti yang saya singgung tadi harganya akan tinggi maka orang tak akan mampu (beli kendaraan listrik),” kata dia dalam webinar Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Rabu (17/11).

Untuk memopulerkan kendaraan listrik, kata Luhut, pemerintah wajib meluncurkan subsidi. Sebab, infrastruktur dan industrinya sudah ada di dalam negeri. Wacana ini, ujarnya, kemungkinan dapat direalisasikan dalam waktu kurang dari setahun.

“Saya kira ini dalam enam bulan akan selesai. karena kita sudah mulai menjual sepeda motor listrik,” ujarnya.

Dalam hematnya, penggunaan kendaraan listrik akan meningkat pada masa mendatang sehingga harganya pun kelak turun. "Itu mekanisme pasar aja. Pemerintah pelan-pelan akan melihat hal itu," kata Luhut.

Dalam peta jalan pengembangan mobil listrik Kementerian Perindustrian, pemerintah menargetkan produksi mobil listrik dan bus listrik pada 2030 mencapai 600 ribu unit. Angka tersebut diproyeksikan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar 7,5 juta barrel, dan menurunkan emisi karbon sebanyak 2,7 juta ton setara CO2. Hal ini selaras dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.

Mulai adanya pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia

Pada 15 September 2021, Presiden Joko Widodo telah meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik PT HKML Battery di Karawang. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahap 1 sebanyak 1-GWh yang dapat menghasilkan sekitar 150.000 buah baterai. Komponen baterai berasal dari NCMA (nikel, kobalt, mangan, dan alumunium) yang 90 persennya dari nikel.

Pabrik sel baterai kedaraan listrik di Indonesia berkapasitas 10 GWh dengan total nilai investasi US$1,1 miliar atau Rp15,9 triliun (kurs Rp 14.500). Pembangunan pabrik ini hanya bagian dari total proyek konsorsium senilai US$9,8 miliar.

Related Topics