Konferensi pers KSSK, Senin (23/10). (dok. Setpres)
KSSK sendiri optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun 2025 akan bertengger di level 5,0 persen. Target tersebut ditopang oleh konsumsi dan daya beli yang masih positif serta aktivitas dunia usaha yang resilient turut didukung oleh peran APBN dalam menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
“Stimulus ekonomi, dorongan implementasi program strategis, dukungan bagi sektor prioritas, serta bantalan untuk sektor yang rentan terus diberikan Pemerintah,” kata Sri Mulyani.
Ekspor juga tercatat tetap kuat dengan mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$15,38 miliar (ytd) per Mei 2025. Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan suku bunga menjadi 5,25 persen. Tak hanya itu, bank sentral juga telah melonggarkan likuiditas, dan meningkatkan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit/pembiayaan ke sektor-sektor prioritas.
Ke depan, lanjut Sri Mulyani, respons bauran kebijakan ekonomi nasional akan terus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk aktif menjajaki potensi kerja sama, baik bilateral maupun multilateral.