FINANCE

Apa Itu Risiko Nilai Tukar: Pengertian dan Contohnya

Nilai tukar rupiah alami tren pelemahan pada awal tahun.

Apa Itu Risiko Nilai Tukar: Pengertian dan ContohnyaShutterstock/senengmotret
03 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mata uang rupiah kembali mengalami pelemahan seiring meningkatnya imbal hasil bunga obligasi Amerika Serikat. Tren depresiasi terhadap dolar tersebut bahkan telah berlangsung sejak awal tahun. Lantaran itu, pemerintah dan bank sentral jauh-jauh hari menyampaikan kewaspadaannya terhadap risiko fluktuasi nilai tukar tersebut?

Lantas apa saja risiko tersebut?

Sebagai instrumen pertukaran, naik-turunnya nilai mata uang asing tentu berdampak bagi perekonomian, khususnya dunia usaha. Dalam hal pelemahan rupiah, misalnya, ia bisa menimbulkan risiko terhadap harga, pendapatan, pinjaman hingga investasi.

Risiko harga terjadi karena fluktuasi nilai tukar mata uang asing dapat mempengaruhi harga produk atau jasa yang dijual atau dibeli oleh perusahaan atau individu. Kemudian, risiko pendapatan bisa muncul terhadap perusahaan atau individu yang melakukan bisnis internasional atau memiliki investasi luar negeri.

Ada pula risiko pinjaman berupa meningkatnya cost of fund atau beban bunga yang dibayar perusahaan atau individu jika mereka menarik utang dalam mata uang asing, serta risiko investasi yang berdampak naik-turunnya belanja modal serta imbal hasil, serta mempengaruhi keputusan investor.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, tentu was-was dengan berbagai risiko dimaksud. Apalagi, selain mempengaruhi harga barang dan jasa, pendapatan perusahaan, serta investasi, ia juga dapat mendorong tingkat inflasi.

Karena itu, penting untuk memahami dan memantau perkembangan nilai tukar mata uang asing secara teratur untuk meminimalisir risiko.

Mengurangi risiko 

Untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing, perusahaan dan individu dapat melakukan diversifikasi investasi, meminjam dalam mata uang asing dengan hati-hati, dan melakukan hedging nilai tukar. Hedging nilai tukar dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti kontrak forward atau opsi mata uang.

Namun, meskipun ada beberapa cara untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing, fluktuasi nilai tukar mata uang asing tetap merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam bisnis internasional dan investasi luar negeri. 

Penyebab 

Ada beberapa faktor yang dapat dibaca sebagai fluktuasi nilai tukar rupiah. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Kemampuan daya saing ekonomi Indonesia: Kemampuan daya saing ekonomi Indonesia sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika ekonomi Indonesia stabil dan tumbuh, maka nilai tukar rupiah akan menguat. Sebaliknya, jika ekonomi Indonesia melemah, maka nilai tukar rupiah akan melemah.
  • Tingkat inflasi: Tingkat inflasi mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika tingkat inflasi tinggi, maka nilai tukar rupiah akan melemah. Sebaliknya, jika tingkat inflasi rendah, maka nilai tukar rupiah akan menguat.
  • Tingkat suku bunga: Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika Bank Sentral menaikkan suku bunga, maka nilai tukar rupiah akan menguat. Sebaliknya, jika Bank Sentral menurunkan suku bunga, maka nilai tukar rupiah akan melemah.
  • Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah, seperti pengendalian impor dan pengendalian defisit anggaran, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
  • Kondisi global: Kondisi ekonomi global, seperti krisis keuangan, perang, dan ketidakstabilan politik, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Untuk memahami lebih jauh mengenai penyebab fluktuasi nilai tukar rupiah, penting bagi perusahaan dan individu untuk memantau perkembangan ekonomi Indonesia dan kondisi global secara teratur. Ini dapat membantu mereka mengambil keputusan yang tepat dalam hal keuangan dan bisnis.

Related Topics