FINANCE

Fed Kembali Naikkan Suku Bunga, Kali Ini 25 Bps

Kenaikan suku bunga itu melambat.

Fed Kembali Naikkan Suku Bunga, Kali Ini 25 BpsIlustrasi : Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. (Shutterstock/Paul Brady Photography)
02 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve—biasa disingkat Fed—menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin pada Rabu (1/2). Kenaikan kedelapan sejak Maret tahun lalu ini membuat suku bunga acuan jangka pendek berada pada kisaran 4,5–4,75 persen, tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Meski masih lebih rendah dari kenaikan sebelumnya, langkah terbaru itu kemungkinan akan semakin mengerek biaya kredit konsumen dan bisnis serta meningkatkan risiko resesi.

Fortune.com melansir pejabat Fed mengulangi kembali bahasa yang telah mereka gunakan sejak Maret bahwa, "kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target (suku bunga) akan sesuai." 

Itu dilihat sebagai sinyal bahwa mereka berniat menaikkan kembali suku bunga acuannya dalam pertemuan berikutnya pada Maret dan mungkin juga Mei.

Kenaikan upah melambat

Kenaikan suku bunga Fed diumumkan sehari setelah pemerintah AS melaporkan perlambatan dalam pertumbuhan gaji dan tunjangan pekerja selama tiga bulan terakhir 2022. Laporan itu dapat membantu meyakinkan Fed bahwa kenaikan upah tidak akan memicu inflasi lebih tinggi.

Meski demikian, investor Wall Street dan banyak ekonom berspekulasi bahwa dengan inflasi yang terus menurun, Fed akan segera memutuskan untuk menghentikan dorongan agresifnya untuk memperketat kredit. 

Investor Wall Street memperkirakan hanya akan ada satu kenaikan lagi oleh bank sentral. Bahkan mereka memperkirakan Fed akan berbalik arah dan benar-benar menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini. Optimisme itu telah membantu mendorong harga saham naik dan imbal hasil obligasi turun, mengurangi kredit dan mendorong ke arah berlawanan yang diinginkan Fed.

Sementara dalam pertemuan terakhirnya pada Desember lalu, pembuat kebijakan Fed memperkirakan bahwa mereka pada akhirnya akan menaikkan suku bunga acuan ke kisaran 5–5,2 persen. Level itu akan membutuhkan dua kenaikan seperempat poin tambahan.

Jaga kesenjangan 

Menjaga gap yang tidak terlalu jauh antara Fed dan pasar keuangan penting karena kenaikan suku bunga perlu bekerja melalui pasar untuk mempengaruhi perekonomian.

Fed secara langsung mengendalikan suku bunga jangka pendek utamanya. Tapi itu hanya memiliki kendali tidak langsung atas tingkat pinjaman yang sebenarnya dibayar oleh para pebisnis—untuk hipotek, obligasi korporasi, pinjaman mobil dan banyak lainnya.

Konsekuensinya bisa dilihat pada sektor perumahan. Rata-rata suku bunga tetap pada hipotek 30 tahun melonjak setelah Fed pertama kali mulai mengerek suku bunga. Akhirnya, bunga tersebut mencapai 7 persen, melonjak dua kali lipat dari era sebelum bunga merangkak naik. 

Pun demikian, sejak musim gugur, tingkat hipotek rata-rata mulai turun menjadi 6,13 persen, level terendah sejak September. Bahkan ketika penjualan rumah turun lebih jauh di bulan Desember, nilai kontrak yang ditandatangani untuk membeli rumah justru naik. Itu menunjukkan bahwa tarif yang lebih rendah mungkin menarik beberapa pembeli rumah kembali ke pasar.

Related Topics