Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Karyawan bank
Ilustrasi perbankan (unsplash.com/hudson graves)

Intinya sih...

  • Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali sejak awal 2025, tetapi suku bunga kredit perbankan masih berada di angka 9,16 persen per Juli 2025.

  • Sektor perbankan dinilai cenderung bersikap berhati-hati dengan lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga, sehingga penurunan suku bunga kredit terjadi lambat.

  • BI terus mendorong penyaluran kredit perbankan dengan optimisme bahwa pemangkasan suku bunga acuan akan tertransmisi secara lebih baik pada semester II/2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bank Indonesia (BI) tercatat telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali sejak awal 2025. Namun, suku bunga kredit perbankan terpantau masih tinggi hingga saat ini.

Pihak Bank Indonesia menyoroti bahwa industri perbankan berjalan lambat dalam menurunkan suku bunga kredit. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Berikut informasi mengenai gubernur BI ungkap penyebab bank tak turunkan bunga kredit yang kini menjadi sorotan.

Penurunan suku bunga kredit bank stagnan

Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025. Penurunan ini terhitung menjadi keempat kalinya pada tahun 2025 dan satu kali pada akhir 2024.

Suku bunga kredit perbankan telah menunjukkan tanda-tanda penurunan seiring dengan langkah agresif BI dalam memangkas suku bunga acuan. Namun, transmisi kebijakan moneter ini belum disambut sepenuhnya oleh sektor perbankan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Ia menyebut suku bunga kredit pada Juli 2025 masih berada di angka 9,16 persen yang relatif tidak berubah dari bulan sebelumnya atau stagnan.

Sektor perbankan cenderung bersikap berhati-hati

Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyebutkan penurunan suku bunga kredit terlihat pada kelompok bank badan usaha milik negara (BUMN), bank pembangunan daerah (BPD), dan kantor cabang bank asing (KCBA). Sementara itu, bank umum swasta nasional (BUSN) mengalami kenaikan

Transmisi tersebut diakui belum secepat yang diharapkan. Padahal, Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perlu terus menurun sehingga mendorong peningkatan penyaluran kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Gubernur BI ungkap penyebab Bank tak turunkan bunga kredit hingga Agustus 2025 ini karena sektor perbankan masih bersikap hati-hati dalam menyalurkan kredit. Industri perbankan dinilai lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga.

Perlambatan kredit juga terlihat dari permintaan pelaku usaha yang belum kuat dan masih terbatas pada pembiayaan internal bagi usahanya. Pertumbuhan kredit dari sisi permintaan lebih banyak ditopang oleh sektor-sektor yang berorientasi pada kegiatan ekspor. Mulai dari pertambangan, perkebunan, transportasi, industri, dan jasa sosial.

Bank Indonesia terus mendorong penyaluran kredit perbankan

Bank Indonesia optimis penurunan suku bunga acuan akan tertransmisi secara lebih baik pada semester II/2025. Hal tersebut didukung oleh prospek pemangkasan suku bunga acuan lebih lanjut, likuiditas perbankan masih tinggi, dan ekspansi belanja pemerintah yang diprediksi lebih terakselerasi.

Pihaknya akan memaksimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk memperkuat transmisi penurunan suku bunga acuan ke suku bunga pasar uang dan perbankan. BI juga terus mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan perbankan yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 8-11 persen. 

Sebagai informasi, penyaluran kredit pada Juli 2025 tumbuh 7,03 persen yoy, yang menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen. Likuiditas perbankan tetap terjaga dari tingginya rasio likuid pada dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,08 persen per Juli 2025.

Demikian ulasan terkait gubernur BI ungkap penyebab Bank tak turunkan bunga kredit yang dinilai berjalan lambat. Semoga bermanfaat!

FAQ seputar suku bunga kredit

  1. Kenapa suku bunga kredit bisa berbeda-beda pada beberapa bank?

    Perbedaan suku bunga dipengaruhi oleh jenis pinjaman, kebijakan bank, kondisi ekonomi, hingga profil risiko nasabah.

  2. Bagaimana cara bank menentukan besarnya bunga kredit?

    Bank biasanya melihat suku bunga acuan dari Bank Indonesia, biaya operasional, serta risiko dari calon debitur. 

  3. Apa dampak perubahan suku bunga acuan terhadap kredit?

    Jika suku bunga acuan naik, bunga kredit juga biasanya ikut naik. Sebaliknya, jika turun, bunga kredit berpotensi ikut lebih rendah.

Editorial Team