Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyebutkan penurunan suku bunga kredit terlihat pada kelompok bank badan usaha milik negara (BUMN), bank pembangunan daerah (BPD), dan kantor cabang bank asing (KCBA). Sementara itu, bank umum swasta nasional (BUSN) mengalami kenaikan
Transmisi tersebut diakui belum secepat yang diharapkan. Padahal, Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perlu terus menurun sehingga mendorong peningkatan penyaluran kredit guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Gubernur BI ungkap penyebab Bank tak turunkan bunga kredit hingga Agustus 2025 ini karena sektor perbankan masih bersikap hati-hati dalam menyalurkan kredit. Industri perbankan dinilai lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga.
Perlambatan kredit juga terlihat dari permintaan pelaku usaha yang belum kuat dan masih terbatas pada pembiayaan internal bagi usahanya. Pertumbuhan kredit dari sisi permintaan lebih banyak ditopang oleh sektor-sektor yang berorientasi pada kegiatan ekspor. Mulai dari pertambangan, perkebunan, transportasi, industri, dan jasa sosial.