Kawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
Ia juga menyampaikan bahwa kebijakan ini tidak memiliki dampak finansial terhadap neraca dan rugi laba Bank Mandiri karena kredit tersebut telah dihapus buku (write off).
“Berdasarkan analisa historis, rasio pengembalian (recovery rate) debitur hapus buku KUR/KUM khususnya petani dan nelayan nilainya tidak signifikan dibandingkan dengan kinerja keuangan Bank Mandiri,” jelas Ali kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (7/11).
Lebih lanjut Ali menjelaskan, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan pada pelaku UMKM untuk kembali produktif dan memperkuat daya saing mereka di pasar.
Dengan dukungan penuh terhadap kebijakan ini, Bank Mandiri siap untuk memperkuat akses perbankan bagi petani dan nelayan dalam mendukung program swasembada pangan serta dukungan terhadap program makan bergizi gratis. Hal ini juga dapat mendukung keberlanjutan UMKM di Indonesia dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Bila melansir presentasi perusahaan pada kinerja September 2024, kategori kredit segmen UKM Bank Mandiri mencapai Rp84 triliun. Bahkan, untuk pertumbuhan kredit segmen mikro produktif dan SME masing-masing tumbuh 13,04 persen dan 13,7 persen secara tahunan di akhir September 2024.
Capaian tersebut diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dan semakin membaik, tercermin secara bank-only rasio kredit bermasalah atau rasio NPL nett Bank Mandiri sebesar 0,97 persen atau menurun 39 basis poin (bps) secara tahunan.