Seorang supir Blue Bird sedang mengisi baterai armada listrik e-Silverbird di Markas Utama Blue Bird, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (13/7).
Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono menjelaskan bahwa dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Selain itu, pinjaman juga diharapkan dapat mengkatalisasi visi Blue Bird untuk memperluas dan merevitalisasi armada taksi dan penyewaan mobilnya, dengan memperbanyak armada kendaraan listriknya.
Sebagai perusahaan armada taksi terkemuka di Indonesia, langkah strategis Blue Bird tidak hanya akan mendukung pertumbuhan usaha, tetapi juga sejalan dengan tujuan untuk mengurangi emisi CO2 perusahaan sebesar 50 persen pada 2030 serta mewujudkan komitmen untuk meningkatkan proporsi kendaraan listrik menjadi 10 persen dari total armadanya pada tahun 2030.
“Dukungan HSBC sangat berarti bagi kami dalam mengurangi jejak karbon, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kelestarian lingkungan dalam industri transportasi untuk mendukung pencapaian komitmen 50:30, yaitu mengurangi 50 perwsen emisi pada tahun 2030,” kata Sigit.
Sigit menjelaskan, pihaknya telah mulai mengadaptasi kendaraan listrik ke dalam armada taksi sejak 2019 dan pada akhir 2022 telah mengoperasikan sekitar 100 kendaraan listrik.
Target untuk menambah hingga 500 kendaraan listrik sampai dengan akhir 2023 menunjukkan komitmen yang kuat untuk bertransisi ke moda transportasi berkelanjutan dan berkontribusi pada target negara untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
“Bersama-sama, kita dapat membuat perubahan positif dan memberikan kontribusi nyata menuju masa depan yang berkelanjutan,” pungkas Sigit.