Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi: perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. (Dok.123RF)

Intinya sih...

  • Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan memicu perang dagang AS-Tiongkok jilid kedua dengan rencana tarif impor 60% untuk Tiongkok.
  • Chief Asia Economist HSBC Global Research, Frederic Neumann melihat potensi keuntungan bagi Indonesia dalam perang dagang ini melalui penjualan sumber daya alamnya ke Tiongkok.
  • Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari menyatakan Indonesia tidak akan terlalu berdampak dari perang dagang karena rendahnya partisipasi dalam rantai pasok perdagangan langsung dengan AS.

Jakarta, FORTUNE - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal mengulang kembali terjadinya perang dagang antara AS-Tiongkok jilid kedua usai Trump berencana untuk menerapkan kebijakan tarif impor 60 persen untuk Tiongkok atau ‘American First’.

Meski demikian, Chief Asia Economist HSBC Global Research, Frederic Neumann menilai ada potensi keuntungan yang akan diraih Indonesia bilamana perang dagang ini kembali terjadi. Ia menyebut, perang dagang akan membuat kebijakan negara Tiongkok untuk mendorong permintaan domestik.

Editorial Team

Tonton lebih seru di