Jakarta, FORTUNE - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal mengulang kembali terjadinya perang dagang antara AS-Tiongkok jilid kedua usai Trump berencana untuk menerapkan kebijakan tarif impor 60 persen untuk Tiongkok atau ‘American First’.
Meski demikian, Chief Asia Economist HSBC Global Research, Frederic Neumann menilai ada potensi keuntungan yang akan diraih Indonesia bilamana perang dagang ini kembali terjadi. Ia menyebut, perang dagang akan membuat kebijakan negara Tiongkok untuk mendorong permintaan domestik.
“Salah satu contohnya, Indonesia bisa menjual hasil sumber daya alamnya ke Tiongkok dalam menopang penguatan permintaan domestik Tiongkok. Sebenarnya, itu (situasi perang dagang) mungkin tak berdampak buruk bagi Indonesia,” ujar Frederic saat ditemui di Jakarta, Kamis (9/1).
Sementara itu, Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari juga beranggapan bahwa Indonesia tak akan berdampak dari perang dagang lantaran rendahnya partisipasi Indonesia rantai pasok perdagangan langsung dengan AS.