Jakarta, FORTUNE - Indonesia Investment Authority (INA), dana kekayaan milik Indonesia (sovereign wealth fund/SWF), bersama Franklin Templeton, salah satu manajer investasi dunia bekerja sama mengkaji pembentukan private asset fund dan investasi bersama di Indonesia.
Inisiatif yang disepakati melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ini bertujuan untuk memfasilitasi investasi bersama serta kemitraan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia.
Tariq Ahmad, Head of APAC Franklin Templeton, mengatakan kolaborasi ini adalah komitmen Franklin terhadap kawasan Asia Pasifik. Ini juga merupakan upaya berkelanjutan untuk membangun hubungan jangka panjang untuk mendorong peluang investasi di salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
"Kami yakin bahwa jaringan global Franklin Templeton dan keahlian mendalam kami di pasar publik maupun privat, yang dipadukan dengan visi strategis INA, akan membuka jalur baru bagi investasi dan pertumbuhan di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (21/8).
Dalam kerangka MoU ini, INA dan Franklin Templeton mengkaji potensi pembentukan dan pengelolaan private asset fund, yakni kendaraan investasi kolektif (pooled investment vehicle) yang dirancang untuk menyalurkan global institutional capital ke pasar privat di Indonesia, serta peluang investasi bersama di berbagai sektor strategis di Indonesia.
Kolaborasi ini dapat mencakup penyelenggaraan program pelatihan dan berbagi pengetahuan, dukungan terkait metode dan pelatihan valuasi bagi perusahaan portofolio INA, serta potensi magang dan pengembangan talenta. Berbagai inisiatif ini akan menyatukan kapabilitas, keahlian investasi, dan jejaring dari kedua organisasi.
Adapun private asset fund ini akan berperan dalam menarik penanaman modal asing (foreign direct investment - FDI) dengan menyediakan akses yang terstruktur dan mudah dijangkau bagi para investor global, menghadirkan pengelolaan dana secara profesional, serta memastikan imbal hasil dengan risiko yang terukur melalui portofolio yang terdiversifikasi.
Ridha Wirakusumah, Ketua Dewan Direktur INA, mengatakan private asset fund yang sedang dikaji akan disusun sesuai dengan standar tata kelola dan investasi internasional, sehingga memungkinkan investor global berpartisipasi dalam berbagai peluang di seluruh Indonesia.
"Inisiatif ini bukan semata-mata tentang mobilisasi modal, melainkan membangun saluran yang kredibel dan terkelola dengan baik, yang menumbuhkan kepercayaan, memfasilitasi pertukaran pengetahuan, serta menempatkan Indonesia sebagai tujuan investasi yang kompetitif dan andal," ujarnya.