Jakarta, FORTUNE - Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada Rabu (27/7) untuk bulan kedua berturut-turut. Hal ini merupakan upaya untuk mendinginkan inflasi.
Kenaikan suku bunga tersebut membuat kenaikan kumulatif selama Juni-Juli 2022 menjadi 150 basis poin, paling tinggi sejak era pertarungan harga masa kepemimpinan Paul Volcker di awal 1980-an. Suku bunga Fed Funds Rate (FFR) menjadi pada kisaran 2,25 persen-2,5 persen.
"Saya tidak berpikir AS saat ini dalam resesi. Dan alasannya adalah, ada terlalu banyak bidang ekonomi, berkinerja terlalu baik. Saya akan menunjuk ke pasar tenaga kerja secara khusus," kata Gubernur Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers keputusan The Fed seperti dikutip dari Fortune.com, Kamis (28/7).
Kenaikan terakhir menempatkan suku bunga mendekati perkiraan netral pembuat kebijakan Fed—tingkat yang tidak mempercepat atau memperlambat ekonomi. Pada pertengahan Juni, para pejabat diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi sekitar 3,4 persen untuk tahun ini, dan 3,8 persen pada 2023.
