Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi masyarakat belanja kebutuhan Lebaran. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Jakarta, FORTUNE - Fenomena banyaknya masyarakat kelas menengah yang turun kelas menjadi tantangan besar di tahun 2024. Apalagi, masyarakat dengan kelas menengah di Indonesia mayoritas terdiri dari generasi muda. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan drastis jumlah kelas menengah sejak pandemi, dari 21,54 persen pada 2019 menjadi hanya 17,44 persen pada 2024.

Penurunan ini mencerminkan tren yang mengkhawatirkan, dengan makin banyak generasi muda yang turun kelas ke kelompok aspiring middle class, yaitu mereka yang berada di antara kelas bawah dan menengah. 
Kondisi ini juga menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi, mengingat bahwa kelas menengah selama ini menjadi motor utama konsumsi domestik. 

Ini penyebab turunnya kelas menengah

Warga menikmati pemandangan saat mengunjungi area Skywalk di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (1/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

Selain akibat dari efek domino dari pandemi dan tekanan ekonomi, penurunan kelas menengah di Indonesia juga disebabkan oleh perubahan prioritas pengeluaran kelas menengah. 

Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pengeluaran kelas menengah untuk kebutuhan produktif relatif menurun, sementara terjadi peningkatan untuk kebutuhan tersier seperti hiburan, barang mewah, hingga keperluan pesta. 

Akibatnya, ruang untuk menabung semakin terbatas. Dalam situasi ini, generasi muda perlu mengadopsi strategi keuangan yang lebih cerdas dan proaktif. 

Menabung dan disiplin atur keuangan

Editorial Team

Tonton lebih seru di