Jakarta, FORTUNE – Binary option atau opsi biner tengah menjadi perbincangan di kalangan pemerhati investasi. Pasalnya, tak sedikit warga yang terjebak dan menjadi korban. Para penganjur opsi biner menawarkan iming-iming keuntungan benar, namun sebenarnya membawa mudarat.
Secara singkat, opsi biner bukan instrumen trading, melainkan produk keuangan yang hanya memberikan dua pilihan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi: ya atau tidak. Dengan pola tersebut istilah opsi biner bertaut. Sebab, biner berarti serba dua.
Pengguna binary option hanya akan menebak atau memprediksi arah dari harga suatu aset tertentu, apakah akan naik atau turun, dengan nilai dan jangka waktu yang ditentukan oleh platform opsi biner. Wajar saja jika banyak pihak melabelinya serupa judi online.
Dalam praktik, pengguna hanya perlu meramal harga aset dengan aturan nilai dan durasi yang ditentukan. Jika prediksinya benar, ia akan beroleh keuntungan sesuai dengan perhitungan yang disepakati. Sebaliknya, kalau prediksi tersebut salah, pengguna harus siap-siap kehilangan dana investasinya.
Sepertinya sistem itu menjanjikan keuntungan dengan mudah. Padahal, pada saat sama opsi biner tak punya kontrol terhadap risiko kerugian. Sebab, pengguna hanya memiliki dua opsi. Tidak ada ruang bagi pengguna untuk mengelola maupun memperkirakan risiko finansial dengan cermat.