Jakarta, FORTUNE – Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana menggabungkan kelolaan investasi dana pensiun para pegawai BUMN ke Holding BUMN Asuransi, dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG). Tercatat, ada 108 kelolaan investasi dana pensiun perusahaan pelat merah yang masih terpisah-pisah saat ini.
“Karena sekarang masih pecah-pecah ada Telkom sendiri, Mandiri sendiri, BRI sendiri, jadi kita akan pelan-pelan kita gabungkan,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di Hotel The Ritz Carlton, Senin (30/5).
Kartika menyebut, hal ini dilakukan guna mengamankan aset para pensiunan BUMN dari tindakan korupsi. Sehingga insiden yang pernah terjadi pada PT Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri tidak terulang kembali.
"Di asuransi ada jangka panjang, liabilitas, ini ada asetnya. Kalau asetnya gagal dikembangkan nanti ada gap ditambahkan oleh pendiri. Pendiri ini kementerian BUMN. Ini kita sudah diskusikan, sudah ada kajiannya nanti pelan-pelan kita akan transfer ke sana (IFG). Tujuannya untuk memastikan aset yang dikembangkan ini aman, tidak digunakan untuk investasi yang enggak-enggak," ujarnya.
Pengelolaan dana pensiun BUMN dalam satu payung perusahaan, kata Tiko, juga menjaga pertumbuhan aset dan liabilitas. Anak usaha IFG yang akan ditunjuk untuk mengelola investasi dari dana pensiun tersebut adalah PT Bahana TCW Investment Management.
“Supaya nanti secara strategi investasi dan risk appetite bisa diseragamkan, dan kepastian dalam pembayaran dana pensiun pegawai BUMN jadi lebih baik ke depannya,” katanya.