Jakarta, FORTUNE – Seperti masalah tanpa akhir, kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang dalam menyikapi penggunaan bahan bakar fosil masih terus berlangsung. Negara maju terus berupaya mengakhiri penggunaan bahan bakar kotor, sementara negara berkembang yang pendapatannya lebih rendah tetap bergantung pada batu bara dan bahan bakar fosil lainnya untuk tumbuh.
Mengutip Reuters (4/11), sebanyak 19 negara berencana untuk berkomitmen dalam menghentikan pembiayaan berbagai proyek bahan bakar fosil di luar negerinya pada akhir tahun depan. Walaupun belum resmi, sejumlah negara juga bergabung dengan Beyond Oil and Gas Alliance, yang dipimpin oleh Denmark dan Kosta Rika, untuk menghentikan produksi bahan bakar fosil secara bertahap di dalam perbatasan mereka sendiri.
Serangkaian janji baru yang bertujuan membatasi produksi dan penggunaan minyak, gas, dan batu bara pun menjadi fokus berbagai negara pada COP26 di Glasgow, Skotlandia. Negara-negara seperti Polandia, Vietnam, Chili, dan lainnya diharapkan berjanji untuk menghentikan listrik berbahan bakar batu bara, termasuk penghentian pembangunan pembangkit baru.
Menurut Inggris, kesepakatan ini akan mengikat 190 negara dan organisasi. Namun, masih belum jelas apakah kesepakatan ini akan melibatkan negara-negara yang memiliki rencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga batu bara, seperti Tiongkok, India, Indonesia, dan Turki.