Kredit Perbankan tumbuh 2% pada September 2021, Ini penopangnya

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada September 2021 mencapai Rp5.639,4 triliun. Angka itu tumbuh 2,0 persen secara year on year (yoy) dari Agustus 2021. Angka pertumbuhan bulan lalu juga lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 1,0 persen (yoy).
Berdasarkan data uang beredar BI yang dikutip (26/10), akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada debitur perorangan dan korporasi.
Kredit kepada perorangan pada September 2021 meningkat sebesar 5,1 persen (yoy), dari sebelumnya 4,7 persen (yoy). Sementara itu kredit kepada korporasi mencatat perbaikan meskipun masih mengalami pertumbunan negatif -0,4 persen yoy meski lebih baik dari pertumbuhan di Agustus sebesar -1,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kredit investasi masih terkontraksi -0,03%
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada bulan September 2021 terjadi pada seluruh jenis penggunaan, baik Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK), maupun Kredit Konsumsi (KK). Untuk Kredit Investasi (Kl) pada September 2021 masih mencatat kontraksi tipis sebesar -0,03 persen (yoy), membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -1,0 persen, yoy.
"Perbaikan tersebut ditopang oleh membaiknya kredit investasi pada sektor industri pengolahan serta pertambangan dan komunikasi," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono melalui keterangan resminya di Jakarta, (25/10).
Kredir investasi sektor industri pengolahan masih tercatat kontraksi sebesar -0,8 persen (yoy) pada September 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -1,8 persen yoy, terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Sementara itu, kredit investasi pada sektor pertambangan dan penggalian pada September 2021 meningkat 15,9% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya khususnya pertambangan minyak dan gas bumi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
KMK tumbuh meningkat menjadi 2,6 persen (yoy) pada September 2021, terutama di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), serta sektor Konstruksi. Kredit modal kerja sektor perhotelan dan restoran pada September 2021 tercatat tumbuh 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,0 persen (yoy).
Sementara itu, kredit modal kerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga tumbuh dari 12,2 persen (yoy) menjadi 19,5 persen (yoy) pada September 2021, terutama bersumber dari peningkatan realisasi kredit sub sektor jaringan telekomunikasi di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Kredit konsumsi tumbuh 2,9%
Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) terus mengalami akselerasi, dari 2,7 persen (yoy) pada bulan Agustus 2021 menjadi 2,9 persen (yoy) di September 2021. Hal tersebut disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit KPR. Penyaluran kredit sektor Properti pada September 2021 tumbuh 5,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan Agustus 2021 sebesar 5,1 persen, (yoy) terutama pada kredit KPR dan KPA.
Kredit KPR dan KPA menunjukkan peningkatan dari 7,8 persen (yoy) menjadi 9,4 persen (yoy) pada September 2021, pada seluruh tipe KPR di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. D sisi lain, kredit Real Estate dan Konstruksi tercatat melambat. Kredit Real Estate tumbuh -1,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan pertumbuhan negatif bulan Agustus 2021 -1,3 persen (yoy), terutama pada real estate perumahan flat/apartemen.
Sedangkan untuk kredit konstruksi mengalami perlambatan, dari 4,4 persen (yoy) pada Agustus 2021 menjadi 3,9 persen (yoy) pada bulan September, terutama didorong oleh perlambatan konstruksi bangunan jalan raya.
Kredit UMKM tumbuh 2,7%
Penyaluran kredit kepada UMKM pada September 2021 tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya 2,4 persen yoy sejalan dengan perbaikan kredit skala mikro dan kecil. Kredit skala kecil tercatat tumbuh 18,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan 17,2 persen (yoy) pada bulan Agustus 2021.
Sementara itu, kredit skala mikro terkontraksi sebesar -17,1 persen (yoy) pada September 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -20,5 persen (yoy). Di sisi lain, kredit usaha menengah menunjukkan perlambatan, dari 4,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,0 persen (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan didorong oleh perbaikan penyaluran Kredit Investasi ditengah stabilnya pertumbuhan Kredit Modal Kerja. (*)