Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus. (dok. Kemenkeu)
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada bulan September 2021 terjadi pada seluruh jenis penggunaan, baik Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK), maupun Kredit Konsumsi (KK). Untuk Kredit Investasi (Kl) pada September 2021 masih mencatat kontraksi tipis sebesar -0,03 persen (yoy), membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -1,0 persen, yoy.
"Perbaikan tersebut ditopang oleh membaiknya kredit investasi pada sektor industri pengolahan serta pertambangan dan komunikasi," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono melalui keterangan resminya di Jakarta, (25/10).
Kredir investasi sektor industri pengolahan masih tercatat kontraksi sebesar -0,8 persen (yoy) pada September 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -1,8 persen yoy, terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor industri minyak goreng dari kelapa sawit di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Sementara itu, kredit investasi pada sektor pertambangan dan penggalian pada September 2021 meningkat 15,9% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya khususnya pertambangan minyak dan gas bumi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
KMK tumbuh meningkat menjadi 2,6 persen (yoy) pada September 2021, terutama di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR), serta sektor Konstruksi. Kredit modal kerja sektor perhotelan dan restoran pada September 2021 tercatat tumbuh 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,0 persen (yoy).
Sementara itu, kredit modal kerja sektor pengangkutan dan komunikasi juga tumbuh dari 12,2 persen (yoy) menjadi 19,5 persen (yoy) pada September 2021, terutama bersumber dari peningkatan realisasi kredit sub sektor jaringan telekomunikasi di Jawa Barat dan DKI Jakarta.