Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
63a171cb-1e52-4081-8b62-3a48b3f5b67d.jpeg
Bank Mandiri mempertahankan gelar Best Bank in Indonesia dari ajang bergengsi Euromoney Award for Excellence 2025 tiga tahun berturut-turut. (Dok. Bank Mandiri)

Intinya sih...

  • Laba Bank Mandiri terkontraksi 10,2% menjadi Rp37,7 triliun di Q3-2025

  • Kredit Bank Mandiri naik 11%, NPL capai 1,02%

  • Aset Bank Mandiri sentuh Rp2.563 triliun, DPK tumbuh 10,3% YoY

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE Laba PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) terkontraksi 10,2 persen secara year on year (YoY) pada kuartal III-2025 menjadi Rp37,7 triliun. Nilai laba ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pencapaian kuartal III-2024 yang mencapai Rp42,01 triliun

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini mengatakan, kondisi ini terjadi lantaran dinamika ekonomi global yang menantang. Meski demikian, bank dengan kode saham BMRI ini terus berupaya untuk meningkatkan kredit, penghimpunan dana hingga aset.

“Kami fokus menjaga pertumbuhan yang berkualitas, didukung tata kelola risiko yang disiplin, serta sinergi lintas segmen dan sektor yang memperkuat daya saing ekonomi nasional,” kata Novita saat konferensi pers di Jakarta, Senin (27/10).

Kredit BMRI naik 11%, NPL capai 1,02%

Sejumlah Direksi pada Acara Paparan Publik Laporan Keuangan Kuartal III-2025 Bank Mandiri/Dok Bank Mandiri

Bank Mandiri juga mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.764,32 triliun, tumbuh 11 persen (YoY). Kinerja ini ditopang oleh seluruh segmen bisnis yang ditunjang oleh ekosistem bisnis di wilayah. 

“Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” kata Novita.

Pertumbuhan kredit yang solid juga diikuti dengan manajemen risiko yang terjaga. Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross bank only tercatat 1,03 persen, dengan rasio pencadangan atau coverage ratio tetap terjaga baik pada level 271 persen. 

Bank Mandiri memastikan setiap langkah ekspansi dijalankan secara terukur dan selaras dengan prinsip kehati-hatian serta tata kelola yang baik untuk menjaga kualitas aset dan kinerja perseroan,” lanjut Novita.

Aset BMRI sentuh Rp2.563 triliun 

Booth “Mandiri Looping for Life - The Upcycle Spot” di LaLaLa Fest 2025. (Dok. Bank Mandiri)

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri juga masih tumbuh 13 persen YoY menjadi Rp1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Komposisi CASA tetap dominan sebesar 69,3 persen, mencerminkan keberhasilan strategi dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas. Dengan seluruh pencapaian kinerja perusahaan, hingga akhir September 2025, total aset konsolidasi Bank Mandiri turut meningkat 10,3 persen (YoY) mencapai Rp2.563 triliun.

Novita kembali menambahkan, pertumbuhan DPK yang solid didorong oleh peningkatan transaksi digital melalui Super App Livin’ by Mandiri, Livin’ Merchant, dan Kopra by Mandiri. Ketiga platform ini menjadi pilar utama akselerasi digital Bank Mandiri dalam memperluas layanan finansial dan mendorong efisiensi transaksi di seluruh segmen.

Selanjutnya, hingga akhir September 2025, Livin’ by Mandiri telah digunakan oleh 35,1 juta pengguna, tumbuh 27 persen (YoY), dengan frekuensi transaksi meningkat 25 persen secara tahunan. Sementara itu, nilai transaksi dari aplikasi ini juga telah mencapai Rp3.220 triliun, naik 10 persen (YoY) dalam sembilan bulan pertama 2025. Lewat kehadiran Livin’ by Mandiri, kini lebih dari 91 persen pembukaan rekening baru di Bank Mandiri telah dilakukan secara digital.

“Livin’ Merchant kami kembangkan sebagai solusi digital yang memperkuat daya saing pelaku usaha. Melalui integrasi sistem pembayaran dan pencatatan transaksi yang efisien, kami berharap digitalisasi ini dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan,” papar Novita.

Sementara itu, Livin’ Merchant telah digunakan oleh sekitar 3 juta pelaku usaha, berhasil tumbuh 35 persen secara tahunan. Platform ini tidak hanya memperluas akses UMKM terhadap pembayaran digital, namun turut membantu pelaku usaha dalam mengelola transaksi secara real-time dan meningkatkan efisiensi operasional.

Editorial Team