Penyaluran kedit Maybank Indonesia turun 9,7 persen (yoy) menjadi Rp98,79 triliun yang disebabkan oleh penurunan kredit pada segmen Global Banking sebesar 6,0 persen. Sedangkan kredit Community Financial Services (CFS) juga turun sebesar 11,5 persen. Di mana kredit CFS Non-Ritel dan kredit CFS Ritel masing-masing turun sebesar 17,0 persen dan 5,5 persen.
Sementara itu, portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) CFS-Ritel, yang pada kuartal sebelumnya mengalami fase pembalikan (turnaround) dan masih bertumbuh positif sebesar 5,9 persen pada sembilan bulan 2021 menjadi Rp14,82 triliun dari Rp13,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, KPR juga bertumbuh 2,8 persen dari Rp14,42 triliun di kuartal sebelumnya.
Maybank Indonesia juga terus mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan dan menerapkan program restrukturisasi untuk menjaga kualitas aset Bank. Upaya proaktif Maybank Indonesia dengan mencadangkan provisi dan dampak positif dari penerapan program restrukturisasi tersebut telah memberikan kontribusi kepada penurunan biaya provisi Bank sebesar 26,4 persen. Bank juga mempertahankan risk posture pada tingkat yang sehat dan memastikan kualitas aset Maybank Indonesia tetap terjaga.
Maybank Indonesia juga mencatat rasio NPL (Konsolidasian) menjadi 4,6 persen (gross) dan 2,9 persen (net) pada September 2021. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan kredit. Meskipun demikian, Bank juga mampu menekan NPL kredit sebesar 4,2 persen.