Jakarta, FORTUNE – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat laba bersih konsolidasi setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,5 triliun. Raihan laba ini anjlok 26 persen secara Year on Year (YoY).
Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh kondisi makroekonomi dan mikroekonomi yang menantang pada periode sembilan bulan pertama 2025. Untuk itu, pihaknya menjaga fondasi yang solid dan beradaptasi secara cepat terhadap perubahan pasar.
“Kami berupaya menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan berkelanjutan. Seluruh upaya ini kami lakukan berlandaskan pola pikir adaptif serta komitmen terhadap pertumbuhan yang bermakna,” kata Henoch melalui keterangan resmi di Jakarta, (29/10).
Di sisi lain, biaya kredit juga meningkat 45 persen (YoY) menjadi Rp4 triliun akibat kenaikan pembentukan cadangan di segmen joint finance, korporasi, dan komersial, serta pengakuan biaya kredit Grup OTO. Meski demikian, SMBC Indonesia membukukan pendapatan operasional sebesar Rp13,8 triliun, meningkat 11 persen year-on-year (YoY). Serta, pendapatan bunga bersih juga tumbuh 9 persen (YoY). Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang lebih tinggi mendukung pertumbuhan ini, mencerminkan ketangguhan dan kinerja yang solid dari Perseroan di tengah persaingan pasar.
