Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Bank SMBC Indonesia Resmikan Kantor Cabang Medan (Dok. IDN Times)
Bank SMBC Indonesia Resmikan Kantor Cabang Medan (Dok. IDN Times)

Intinya sih...

  • Laba bersih konsolidasi SMBC Indonesia turun 26% YoY menjadi Rp1,5 triliun akibat kondisi makroekonomi dan mikroekonomi yang menantang.

  • Kredit SMBC Indonesia naik 6% menjadi Rp186,2 triliun pada September 2025, dengan kualitas aset tetap terjaga meski NPL bruto naik.

  • DPK SMBC Indonesia naik 6% menjadi Rp120,3 triliun, dengan CASA naik 33% menjadi Rp50,6 triliun dan Jenius mencatat tren pertumbuhan yang solid.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat laba bersih konsolidasi setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,5 triliun. Raihan laba ini anjlok 26 persen secara Year on Year (YoY).

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh kondisi makroekonomi dan mikroekonomi yang menantang pada periode sembilan bulan pertama 2025. Untuk itu, pihaknya menjaga fondasi yang solid dan beradaptasi secara cepat terhadap perubahan pasar.

“Kami berupaya menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan berkelanjutan. Seluruh upaya ini kami lakukan berlandaskan pola pikir adaptif serta komitmen terhadap pertumbuhan yang bermakna,” kata Henoch melalui keterangan resmi di Jakarta, (29/10).

Di sisi lain, biaya kredit juga meningkat 45 persen (YoY) menjadi Rp4 triliun akibat kenaikan pembentukan cadangan di segmen joint finance, korporasi, dan komersial, serta pengakuan biaya kredit Grup OTO. Meski demikian, SMBC Indonesia membukukan pendapatan operasional sebesar Rp13,8 triliun, meningkat 11 persen year-on-year (YoY). Serta, pendapatan bunga bersih juga tumbuh 9 persen (YoY). Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang lebih tinggi mendukung pertumbuhan ini, mencerminkan ketangguhan dan kinerja yang solid dari Perseroan di tengah persaingan pasar.

Kredit SMBC Indonesia naik 6%

SMBC Indonesia Hosts Economic Outlook 2025 (dok. SMBC Indonesia)

Penyaluran kredit SMBC Indonesia tercatat senilai Rp186,2 triliun pada akhir September 2025, meningkat 6 persen (YoY) dari Rp175,1 triliun pada tahun sebelumnya. Kredit di segmen retail juga menunjukkan pertumbuhan seperti Joint Finance naik 34 persen (YoY).

Sementara itu, kredit dari Jenius di luar digital mikro naik 8 persen (YoY), dan mikro naik 7 persen (YoY). Kolaborasi Perseroan dengan Grup OTO turut mendorong peningkatan penyaluran di segmen Joint Finance. Di segmen lain, kredit korporasi dan komersial meningkat 10 persen (YoY), sementara piutang pembiayaan Grup OTO naik 11 persen (YoY).

Kualitas aset tetap terjaga, dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto sebesar 2,8 persen per September 2025, lebih tinggi dibanding 2,2% setahun sebelumnya, namun membaik dari 3,2% pada akhir Juni 2025. SMBC Indonesia dan Grup OTO terus menjunjung tinggi serta menerapkan praktik manajemen risiko yang disiplin dan penuh kehati-hatian.

Ditopang Jenius, DPK SMBC Indonesia naik 6%

Head of Digital Banking SMBC Indonesia, Irwan Tisnabudi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Kinerja pendanaan juga tetap kuat, dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6 persen (YoY) menjadi Rp120,3 triliun, mencerminkan pengelolaan pendanaan yang seimbang dan tangguh.

Saldo Current Account & Savings Account (CASA) juga naik 33 persen (YoY) menjadi Rp50,6 triliun. Pertumbuhan ini mendorong rasio CASA dari 33,6 persen pada September 2024 menjadi 42 persen pada September 2025. Sementara itu, deposito berjangka menurun 7 persen (YoY) menjadi Rp69,7 triliun.

Jenius dari SMBC Indonesia juga mencatatkan hasil positif di tengah performa pendanaan dan likuiditas yang kuat. Jenius, solusi life finance dari SMBC Indonesia bagi masyarakat digital savvy, terus mencatatkan tren pertumbuhan yang solid. Jumlah pengguna terdaftar naik 7 persen (YoY) menjadi 6,3 juta, sementara DPK tumbuh 13 persen (YoY) menjadi Rp30,7 triliun.

Posisi likuiditas dan pendanaan bank ini juga tetap kuat, tercermin di rasio cakupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 277,8 persen. Untuk rasio pendanaan juga stabil bersih atau net stable funding ratio (NSFR) sebesar 119,9 persen, serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 29,8 persen.

Editorial Team