Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Kredit perbankan tumbuh 7,56% menjadi Rp8.075,0 triliun

  • Kredit investasi tumbuh 13,86%, kredit UMKM tumbuh 1,35%

  • DPK tumbuh 8,51% menjadi Rp9.385,8 triliun dengan likuiditas dan kualitas kredit yang terjaga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan terus mengalami pertumbuhan, sejalan dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan, pada Agustus 2025, penyaluran kreit perbankan mencapai 7,56 persen secara tahunan menjadi Rp8.075,0 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan pada Juli 2025 yang sebesar 7,03 persen.

"Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga dan aktivitas operasional perbankan tetap optimal untuk memberikan layanan keuangan bagi masyarakat," kata Dian dalam Konferensi Pers RDKB OJK, Kamis (9/10)

Secara rinci ia menyebut, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,86 persen, diikuti oleh kredit konsumsi 7,89 persen, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 3,53 persen yoy. Sementara dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 10,79 persen, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,35 persen.

Jika ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit.

Sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 20,13 persen, sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh 22,53 persen dan aktivitas jasa lainnya tumbuh 28,35 persen.

Sejalan dengan pertumbuhan yang positif tersebut, DPK tercatat tumbuh sebesar 8,51 persen yoy menjadi Rp9.385,8 triliun. Angka ini melonjak dari perolehan pada bulan lalu yang tumbuh hanya 7,00 persen secara tahunan.

"Pertumbuhan didorong dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 15,01 persen, 5,52 persen, dan 5,73 persen yoy," lanjutnya.

Keselarasan antara likuiditas dan DPK ini mencerminkan likuiditas yang solid dan memadai di industri perbankan. Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 120,25 persen dan 27,25 persen, masih di atas ambang batas (threshold) masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 202,62 persen.

Kualitas kredit juga tercatat terjaga dengan baik. Rasio kredit acet alias non peforming loan (NPL) gross sebesar 2,28 persen, dan NPL net 0,87 persen. Kemudian Loan at Risk (LaR) terjaga pada level 9,73 persen. "Rasio LaR tercatat stabil seperti di level sebelum pandemic," ujar Dian.

Sementara itu, ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 26,03 persen. Dan mengatakan apaian rasio ini pun menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global.

Editorial Team

EditorEkarina .