Jakarta, FORTUNE – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berkisar 5,1-5,4 persen. Tidak beda jauh dari prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang masing-masing menaruh angka 5,6 persen dan 5,2 persen.
“Memang kelihatannya angka 5 persen jadi angka konsensus. PEN 2022 akan digenjot sampai 90 persen itu pasti angka 5 persen enggak susah untuk dicapai,” kata Peneliti Senior LPEM UI, Teguh Dartanto, pada webinar digelar Kamis (27/1).
Salah satu katalis pertumbuhannya, menurut Teguh, adalah keseriusan pemerintah dalam mengendalikan COVID-19. Jika, kasus terkonfirmasi virus corona dapat dikendalikan, itu dapat menjadi kunci pemulihan ekonomi.
Mengutip pernyataan para ahli kesehatan masyarakat, Teguh menyatakan varian Omicron tidak lebih mematikan dibandingkan varian sebelumnya, Delta. “Namun, kita tak boleh jumawa. Kita berharap tidak ada gelombang ketiga dari Omicron,” ujarnya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, perkembangan kasus penularan di Indonesia terus meningkat. Kemarin ada tambahan 7.010 kasus konfirmasi positif. Dengan demikian, total kasus konfirmasi positif mencapai 4.301.193.
Tambahan kasus konfirmasi positif tersebut lebih tinggi dibandingkan Selasa (25/1) yang sebanyak 4.878.