FINANCE

Badai PHK Meluas, McKinsey Bakal Pangkas 2.000 Karyawannya

PHK menjalar dari sektor teknologi sampai keuangan.

Badai PHK Meluas, McKinsey Bakal Pangkas 2.000 Karyawannyailustrasi PHK (unsplash.com/Christian Erfurt)
22 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terutama di Amerika Serikat tampaknya telah meluas, tidak hanya dari sektor teknologi saja. Kali ini, giliran McKinsey & Co yang dikabarkan bakal memangkas 2.000 pekerjanya.

Bloomberg melansir, Rabu (22/2), rencana efisiensi tersebut dikatakan menjadi salah satu putaran PHK terbesar yang pernah dilakukan perusahaan konsultan tersebut.

Kabarnya, McKinsey bakal memangkas pada karyawan yang memiliki posisi staf pendukung yang tidak memiliki hubungan langsung dengan klien perusahaan.

“Kami mendesain ulang cara tim non-klien kami beroperasi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, sehingga tim ini dapat secara efektif mendukung dan menskalakan perusahaan kami," kata juru bicara McKinsey dalam pernyataan via email kepada Reuters.

Menurut warta Bloomberg, McKinsey, melalui rencana PHK yang disebut dengan Proyek Magnolia, akan melakukan restrukturisasi di struktur perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan memusatkan beberapa peran.

Badai PHK

sebagai pekerja, Anda harus tahu perbedaan UMK dan UMR
ilustrasi pekerja kantoran (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

McKinsey padahal dikenal sebagai perusahaan yang kerap terlibat dalam perencanaan PHK dengan kliennya, demikian laporan The Straits Times.

Di sisi lain, perusahaan konsultan dari AS itu memang aktif merekrut karyawan dalam jumlah besar pada beberapa tahun terakhir. Saat ini, karyawan McKinsey mencapai 45.000 orang, naik ketimbang 28.000 pekerja pada lima tahun lalu.

Meski melakukan pemangkasan karyawan, menurut D.J Carella, selaku perwakilan dari McKinsey, perusahaan masih akan merekrut tenaga profesional yang memiliki hubungan langsung dengan klien.

Menurut The Straits Times, perusahaan di pelbagai industri, mulai dari keuangan dan teknologi, ramai-ramai memangkas jumlah pekerja menyusul perlambatan permintaan serta ancaman resesi.

Pekan lalu, Financial Times melaporkan KPMG memangkas hampir 2 persen tenaga kerjanya di AS. Dengan begitu, KPMG menjadi perusahaan pertama dari empat firma akuntansi besar di dunia yang mengumumkan langkah PHK. Informasi saja, perusahaan yang tergabung dalam Big Four Accounting Firms ini, yaitu PWC, Deloitte, EY, dan KPMG.

Dari sektor keuangan, perusahaan seperti Goldman Sachs Group, Morgan Stanley belum lama ini memangkas ribuan pekerja. Adapun PHK massal sektor teknologi datang dari raksasa seperti Amazon.com dan Microsoft.

Disney pun ikut menjadi perusahaan yang mengambil langkah efisiensi pekerja. Pada awal bulan ini, perusahaan memangkas 7.000 karyawannya secara global atau sekitar 3 persen. Diketahui total karyawan mencapai 220.000 pekerja, di mana 166.000 orang bekerja di Amerika Serikat.

Related Topics