FINANCE

BPS: Inflasi Desember 2021 Cetak Rekor, Sinyal Perbaikan Ekonomi

Inflasi pada 2022 diperkirakan mencapai 3 persenan.

BPS: Inflasi Desember 2021 Cetak Rekor, Sinyal Perbaikan EkonomiPedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
03 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tingkat inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun pada Desember. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang terus melaju itu menjadi sinyal perbaikan ekonomi dalam negeri. 

Berdasarkan data BPS, inflasi bulanan pada Desember 2021 mencapai 0,57 persen, atau meningkat dari 0,37 persen pada bulan sebelumnya. Tingkat inflasi tersebut juga lebih tinggi dari 0,45 persen pada Desember 2020.  

“Inflasi ini merupakan yang tertinggi selama dua tahun terakhir,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam konferensi pers secara daring, pada Senin (3/1).

Menurut catatan BPS, dari 90 kota IHK yang disurvei, inflasi terjadi di 88 kota, dan dua kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi ada di Jayapura, yakni 1,91 persen. Sedangkan, deflasi terendah di Bukittinggi, yaitu 0,04 persen.

Dalam kesempatan sama, BPS juga mengumumkan inflasi 1,87 persen sepanjang 2021. Sebagai perbandingan, pada tahun pertama pandemi atau 2020, tingkat inflasi mencapai 1,68 persen—terendah sepanjang sejarah Indonesia. Pada 2017-2019, rata-rata inflasi adalah 3,15 persen.

Komoditas penyumbang inflasi

Inflasi 1,61 persen pada bulan lalu banyak disumbang oleh kenaikan harga kelompok makanan-minuman—didominasi kenaikan harga cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam ras—dan tembakau. 

Penyebab lainnya datang dari kelompok transportasi, yakni mencapai 0,62 persen, terutama karena lonjakan tarif angkutan udara. Sejumlah komoditas lain yang turut menyumbang inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,25 persen), penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,24 persen), perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,24 persen), dan pakaian dan alas kaki (0,22 persen).

Sinyal pemulihan ekonomi

Komponen inflasi inti, baik bulanan maupun tahunan, juga menunjukkan peningkatan, lanjut Margo. Menurut BPS, inflasi inti tahunan pada Desember mencapai 1,56 persen, atau naik dari 1,44 persen pada bulan sebelumnya. Namun, masih lebih rendah dari 1,60 persen pada Desember 2020.

“Inflasi inti juga bisa menggambarkan perbaikan terhadap daya beli masyarakat,” ujarnya. “Dengan semakin meningkatnya inflasi inti berarti kemampuan masyarakat untuk membeli sejumlah komoditas yang tercakup dalam komponen inflasi inti menunjukkan adanya perbaikan."

Menengok ke belakang, tingkat inflasi inti tahunan juga konsisten naik sejak September 2021. Bagi Margo, kondisi tersebut menjadi sinyal perbaikan ekonomi Indonesia. 

Related Topics